Itu sebuah kesimpulanku setelah berhadapan dengan hari-hari panjang dalam hidupku. Bahwa wanita bisa belajar untuk mencintai sesuatu yang
tidak dicintainya. Teringat sebuah film india yang aku sendiri lupa apa
judulnya filmnya. Dalam film tersebut dikisahkan bahwa seorang wanita jatuh
cinta kepada seorang pria. Lalu pria itu pergi kembali ke kampung halamannya
karena dia sudah selesai belajar dengan ayah si wanita.
Ada seorang lelaki yang
jatuh cinta kepada wanita ini. Dan akhirnya ia melamar si wanita lewat ayahnya.
Si wanita pun akhirnya menikah dengan lelaki ini. Tapi dia hidup seperti mayat
hidup, tidak ada warna, tidak ceria yang ada hanya kebisuan.
Si
lelaki akhirnya mencari tahu kenapa
wanita yang dinikahinya yang dulu sangat periang dan gembira menjadi seorang
wanita yang pendiam dan pemuram. Dan si lelaki pun tahu bahwa sebelum menikah
dengannya si wanita sudah jatuh cinta setengah mati dengan seorang pria. Si lelaki
memutuskan untuk membantu istrinya bertemu kembali dengan pria yang
dicintainya. Si pria itu tinggal di negara yang berbeda dengannya. Si wanitapun
mengikuti apa kemauan suaminya. Mereka pergi mencari si pria. Beberapa kali
mereka hampir bertemu dengan pria tersebut, tapi gagal. Pernah suatu kali si
wanita melihat pria tersebut dan mengejarnya tanpa menghiraukan apapun dan
hampir tertabrak jika tidak ditolong
oleh suaminya. Mereka juga pernah dirampok ketika pergi ke rumah si pria, tapi
sayang si pria tidak berada di tempat tersebut. Mereka kehabisan uang dan harta
mereka.
Si
wanita masuk rumah sakit dan suaminya
terpaksa menjual cincin pernikahan mereka untuk membayar biaya rumah sakit. Melihat
pengorbanan sang suami, si wanita perlahan-lahan mulai merasa simpatik. Ya,
rasa simpatik muncul setelah melihat perhatian dan pengorbanan dari sang suami.
Pada
suatu hari mereka pun akhirnya menemukan cara bertemu dengan sang pria. Sang pria
akan mengadakan sebuah konser. Sang suamipun mengantarkan si wanita untuk
bertemu dengan pria yang dicintainya dan melepaskan istrinya untuk menikah
dengan sang pria itu. Si wanitapun masuk ke dalam ruangan untuk bertemu dengan
sang pria, si wanita merasa terkejut, karena setelah bertemu pria itu perasaan
cinta yang begitu besar dan sangat dalam yang dirasakannya hilang entah kemana.
Ternyata tanpa disadarinya rasa cinta sudah tumbuh dan berkembang kepada sang
suami. Dan siwanita memutuskan untuk mengejar suaminya. Si wanita memilih
suaminya untuk menjadi pasangan hidupnya…
Ehm…
melihat film tersebut, membuatku teringat dengan sebuah buku yang lagi-lagi aku
lupa apa judulnya. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa cinta itu bisa
diupayakan. Cinta itu bisa ditumbuhkan.
Dan
wanita adalah makhluk yang mudah untuk jatuh cinta asalkan sang pria mampu
menyentuh sisi terdalam dirinya, yaitu hatinya.
Tapi
sangat berlainan dengan seorang pria. Pria punya sifat suka mengejar dan
mengandalkan logika, maka sangat sulit bagi pria untuk menumbuhkan cinta pada
wanita yang tidak dicintainya.
Maka
dari itu…
Dalam
islam kita diminta untuk menjaga hati dan diri kita, jangan jatuh cinta
berlebihan kepada lawan jenis yang belum pasti menjadi pasangan hidup kita. Ataupun
belum pasti Allah takdirkan menjadi pasangan jiwa kita.
Islam
sangat memahami fitrah manusia ini, jangankan untuk berzina, untuk mendekati
zina saja kita umat islam ini dilarang. Karena beban cinta ini begitu besar,
wajarlah seorang Anis Matta dalam buku “Serial Cinta” nya menulis cinta kadang
membutuhkan sentuhan fisik. Cinta seperti ini sangat berbahaya, karena mereka
harus disatukan. Jika tidak keduanya akan menderita…
Sementara
kita sebagai manusia dan umat islam sangat sadar bahwa jodoh kita sudah
ditentukan jauh sebelum langit dan bumi ini ada. Jauh sebelum kita melihat
dunia dengan kerling pertama kita. Jauh sebelum kita mendengar lantunan adzhan
di telinga kita.
Maka,…..
Jatuh cintalah kepada suami kita atau
istri kita
Pada saat ijab kabul itu selesai
diucapkan…
Jangan jatuh cinta berlebihan kepada
lawan jenis yang belum pasti akan menjadi pasangan jiwa.
Karena cinta kadang butuh sentuhan…
Ya,,,
Jika kita diberikan pilihan pelik
menikahi pria yang kita cintai tapi tidak mencintai kita ataukah menikahi pria yang
tidak kita cintai tapi mencintai kita…
Maka pilihlah pilihan kedua, karena itu
akan lebih baik untuk wanita..
Karena wanita bisa belajar untuk
mencintai…
Wanita memang bisa belajar untuk
mencintai…
Asalkan menyentuhnya pada bagian yang
tepat…
Tetapi akan lebih baik jika si wanita
dan pria saling jatuh cinta pada saat ijab kabul terucap…
Itulah cinta yang diridhoi, diberkahi
dan dirahmati ALLAh
*Ya Allah…
Hamba berlindung kepada-Mu dari cinta
palsu…
Dan hamba meminta kepada-Mu cinta yang
hakiki..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar