"Islamic Quotes"

Senin, Oktober 25, 2010

THUMB GENERATION



Thumb generation itu sebutanku untuk generasi  sekarang ini. Generasi jempol.. semoga aja ini kedepannya diartikan dengan makna sebenarnya…  “generasi jempolan..

Thumb generation ato generasi jempol adalah generasi yang alat permainan atau dunia permainannya sering menggunakan jempol.
Bagaimana tidak??? untuk memainkan PS, Games Online atau permainan terkini lainnya mereka kebanyakan menggunakan jempolnya.


Dunia berkembang pesat, teknologi terbaru juga banyak ditemukan, alat permainan baru juga sudah banyak beredar. Sejatinya setiap perkembangan selalu memunculkan “beban perkembangan” entah itu bermakna positif atau negatif. Untuk orang dewasa perkembangan teknologi sudah dapat mereka atasi. Karena kebanyakan orang dewasa sudah punya mainstream berfikir sendiri yang terbentuk dari apa yang mereka pelajari maupun dari pengalaman yang mereka hadapi dalam fase hidup sebelumnya. Kalo orang dewasa masih saja terjebak pada beban negatif dari perkembangan teknologi itu berarti seperti itulah cara berfikir mereka dan moralitas mereka.

Sedangkan untuk anak-anak, hal ini berlaku terbalik. Anak-anak adalah manusia-manusia kecil yang suka meniru. Walaupun kadang kita jumpai ada anak yang berfikir jauh lebih dewasa daripada orang dewasa itu sendiri. Tapi setiap anak selalu punya ciri-ciri seperti ini, yaitu: aktif, selalu ingin tahu, selalu ingin mencoba, dan suka berkelompok dan suka berimajinasi dan lain sebagainya.

Rasa ingin tahu ini  dan ingin mencoba ini sangat baik dan bisa menjadi parameter apakah anak itu berkembang secara normal ataukah tidak. Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, anak-anak kadang lebih cepat mendapatkan informasi terbaru dibandingkan orang tua mereka. Dan mereka juga lebih cepat belajar menggunakan alat elektronik dibandingkan kita orang dewaas. Contoh sederhana, berikan saja HP kepada anak-anak usia 4-6 tahun, ajarkan sebentar kemudian mereka akan jauh lebih pandai daripada kita.

Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Di dalamnya juga terdapat Jejaring sosial seperti FB, Twitter ataupun yang lainnya yang  juga sering diikuti oleh anak-anak. Kenapa mereka mengikutinya??? karena rasa ingin tahu dan kemampuan imajinasi serta keinginan untuk mencoba yang ada pada mereka dan menunjukkan kepada teman permainan mereka bahwa mereka telah berhasil melakukan sesuatu. Anak-anak belum terlalu tahu tentang dampak positif dan negatif dari hal-hal baru yang terkait dengan perkembangan teknologi  yang mereka dengar baik dari televisi maupun media lainnya. Mereka hanya tahu satu hal: “Saya ingin tahu dan ingin mencoba”.

Pendampingan dari orang tua sangat dibutuhkan dalam era sekarang ini. Saya pernah menemukan anak-anak Sekolah Dasar yang bolos sekolah dan nongkrong di WARNET. Mereka bolos hanya untuk bermain FB ataupun game online lainnya. Belum lagi ada kasus pelecehan seksual terhadap lawan jenis mereka disebabkan mereka menonton Video porno dari internet. Pendampingan akan sangat sulit dilakukan jika orang tua si anak kedua-duanya bekerja, maka dibutuhkan penguatan secara moralitas dan keagamaan kepada anak-anak.

Untuk mengatasi dampak negatif dari perkembangan teknologi khususnya internet, perlu kerjasama dari semua pihak, apakah itu orang tua, guru di sekolah maupun pihak pemerintah dalam hal regulasi. Untuk menyelamatkan “Thumb Generation” ini dari degradasi iman dan moral, maka orang tua sebaiknya menanamkan nilai-nilai keagamaan yang kuat. Yang pasti keteladanan dari orang tua itu berbicara jauh lebih banyak daripada kata-kata yang mereka ucapkan. Selain itu sebaiknya orang tua mulai membuka ruang dialog dengan anak-anak mereka. Jadikan ada waktu diskusi keluarga yang berisi tentang penanaman nilai ataupun dialog tentang persoalan-persoalan yang dihadapi anak. Harus ada keterbukaan di dalam lingkungan keluarga.

Untuk pihak sekolah, dalam hal ini guru, sebaiknya memberikan arahan tentang dampak positif dari internet. Jangan biarkan anak-anak hanya membuka internet hanya untuk mengecek video/ klip lagu terbaru, bermain FB atau Game Online lainnya. Ada baiknya diberikan tugas tambahan yang resourcenya ada di internet. Atau bahkan dalam hal teknis bisa saja pengumpulan tugas itu lewat email tidak hanya lewat lembaran kertas. Pada dasarnya lebih menyibukkan siswa dengan aktifitas positif yang ada di internet.

Untuk pihak Pemerintah, tidak hanya sekedar pengesahan Undang-undang Anti Pornografi dan Pornoaksi yang dibutuhkan. Tetapi juga pengawalan terhadap pelaksanaan dari Undang-undang tersebut. Dan adanya keberanian dari pihak pemerintah untuk segera memblokir situs-situs porno. Saya pernah berdialog dengan teman yang lumayan paham tentang dunia keinternetan. Memang agak ribet untuk memblokir situs-situs porno ini. Karena ibarat pepatah, “hilang satu tumbuh seribu”.  Maka dari itu Kalo saya pribadi lebih mengusulkan agar pihak pemerintah  membuat sebuah sistem semacam early warning terhadap content pornografi ini sehingga ketika anak-anak salah ketik nama website dan ternyata website itu contentnya adalah porno maka tidak akan keluar tanyangan porno di layar komputer/ laptop tersebut. Berdasarkan keterangan dari salah satu rekan kerja saya, dia mengatakan bahwa jika diketik saja kata porno di Google, maka akan keluar semuanya. Nah, sistem early warning ini dimaksudkan agar foto/video porno tidak langsung mudah diakses bagi anak-anak ataupun orang yang “buta internet” atau bahasa lainnya awwam/ tidak paham terhadap internet. Jadi kalaupun bisa diakses itu lewat jalan yang agak ribet. Nah, kalau hal ini terjadi kan berarti moralitas orang tersebut yang pertanyakan. Jadi ini merupakan salah satu cara untuk menangani persoalan keingitahuan anak-anak. Mereka tidak akan dengan mudah mendapatkan foto atau video porno tersebut.

Thumb Generation merupakan generasi yang bila dikembangkan akan menjadi generasi yang kreatif, inovatif dan produktif. Tapi jika tidak dijaga, diarahkan maka akan menjadi generasi penghancur bangsa..

*Save Our Young Generation…

                 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar