Thumb generation itu sebutanku untuk generasi sekarang ini. Generasi jempol.. semoga aja
ini kedepannya diartikan dengan makna
sebenarnya… “generasi jempolan”..
Thumb generation ato generasi jempol adalah generasi yang alat permainan
atau dunia permainannya sering menggunakan jempol.
Bagaimana tidak??? untuk memainkan PS,
Games Online atau permainan terkini lainnya mereka kebanyakan
menggunakan jempolnya.
Dunia berkembang
pesat, teknologi terbaru juga banyak ditemukan, alat permainan baru juga sudah
banyak beredar. Sejatinya setiap perkembangan selalu memunculkan “beban
perkembangan” entah itu bermakna positif atau negatif. Untuk orang dewasa
perkembangan teknologi sudah dapat mereka atasi. Karena kebanyakan orang dewasa
sudah punya mainstream berfikir sendiri yang terbentuk dari apa yang mereka
pelajari maupun dari pengalaman yang mereka hadapi dalam fase hidup sebelumnya.
Kalo orang dewasa masih saja terjebak pada beban negatif dari perkembangan
teknologi itu berarti seperti itulah cara berfikir mereka dan moralitas mereka.
Sedangkan untuk
anak-anak, hal ini berlaku terbalik. Anak-anak adalah manusia-manusia kecil
yang suka meniru. Walaupun kadang kita jumpai ada anak yang berfikir jauh lebih
dewasa daripada orang dewasa itu sendiri. Tapi setiap anak selalu punya
ciri-ciri seperti ini, yaitu: aktif, selalu ingin tahu, selalu ingin mencoba,
dan suka berkelompok dan suka berimajinasi dan lain sebagainya.
Rasa ingin tahu
ini dan ingin mencoba ini sangat baik
dan bisa menjadi parameter apakah anak itu berkembang secara normal ataukah
tidak. Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang sangat cepat,
anak-anak kadang lebih cepat mendapatkan informasi terbaru dibandingkan orang
tua mereka. Dan mereka juga lebih cepat belajar menggunakan alat elektronik
dibandingkan kita orang dewaas. Contoh sederhana, berikan saja HP kepada
anak-anak usia 4-6 tahun, ajarkan sebentar kemudian mereka akan jauh lebih
pandai daripada kita.
Internet merupakan jaringan
global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali dimana
setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara
lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text,
gambar, audio, video, dan lainnya. Di dalamnya juga terdapat Jejaring sosial seperti FB, Twitter ataupun yang lainnya
yang juga sering diikuti oleh anak-anak.
Kenapa mereka mengikutinya??? karena rasa ingin tahu dan kemampuan imajinasi
serta keinginan untuk mencoba yang ada pada mereka dan menunjukkan kepada teman
permainan mereka bahwa mereka telah berhasil melakukan sesuatu. Anak-anak belum
terlalu tahu tentang dampak positif dan negatif dari hal-hal baru yang terkait
dengan perkembangan teknologi yang
mereka dengar baik dari televisi maupun media lainnya. Mereka hanya tahu satu
hal: “Saya ingin tahu dan ingin mencoba”.
Pendampingan dari
orang tua sangat dibutuhkan dalam era sekarang ini. Saya pernah menemukan
anak-anak Sekolah Dasar yang bolos sekolah dan nongkrong di WARNET. Mereka bolos
hanya untuk bermain FB ataupun game online lainnya. Belum lagi ada kasus
pelecehan seksual terhadap lawan jenis mereka disebabkan mereka menonton Video
porno dari internet. Pendampingan akan sangat sulit dilakukan jika orang tua si
anak kedua-duanya bekerja, maka dibutuhkan penguatan secara moralitas dan
keagamaan kepada anak-anak.
Untuk mengatasi dampak
negatif dari perkembangan teknologi khususnya internet, perlu kerjasama dari
semua pihak, apakah itu orang tua, guru di sekolah maupun pihak pemerintah
dalam hal regulasi. Untuk menyelamatkan “Thumb Generation” ini dari degradasi
iman dan moral, maka orang tua sebaiknya menanamkan nilai-nilai keagamaan yang
kuat. Yang pasti keteladanan dari orang tua itu berbicara jauh lebih banyak
daripada kata-kata yang mereka ucapkan. Selain itu sebaiknya orang tua mulai
membuka ruang dialog dengan anak-anak mereka. Jadikan ada waktu diskusi
keluarga yang berisi tentang penanaman nilai ataupun dialog tentang persoalan-persoalan
yang dihadapi anak. Harus ada keterbukaan di dalam lingkungan keluarga.
Untuk pihak sekolah,
dalam hal ini guru, sebaiknya memberikan arahan tentang dampak positif dari
internet. Jangan biarkan anak-anak hanya membuka internet hanya untuk mengecek
video/ klip lagu terbaru, bermain FB atau Game Online lainnya. Ada baiknya
diberikan tugas tambahan yang resourcenya ada di internet. Atau bahkan dalam
hal teknis bisa saja pengumpulan tugas itu lewat email tidak hanya lewat
lembaran kertas. Pada dasarnya lebih menyibukkan siswa dengan aktifitas positif
yang ada di internet.
Untuk pihak
Pemerintah, tidak hanya sekedar pengesahan Undang-undang Anti Pornografi dan
Pornoaksi yang dibutuhkan. Tetapi juga pengawalan terhadap pelaksanaan dari
Undang-undang tersebut. Dan adanya keberanian dari pihak pemerintah untuk
segera memblokir situs-situs porno. Saya pernah berdialog dengan teman yang
lumayan paham tentang dunia keinternetan. Memang agak ribet untuk memblokir
situs-situs porno ini. Karena ibarat pepatah, “hilang satu tumbuh seribu”. Maka
dari itu Kalo saya pribadi lebih mengusulkan agar pihak pemerintah membuat sebuah sistem semacam early warning terhadap content pornografi
ini sehingga ketika anak-anak salah ketik nama website dan ternyata website itu
contentnya adalah porno maka tidak akan keluar tanyangan porno di layar
komputer/ laptop tersebut. Berdasarkan keterangan dari salah satu rekan kerja
saya, dia mengatakan bahwa jika diketik saja kata porno di Google, maka akan
keluar semuanya. Nah, sistem early warning ini dimaksudkan agar foto/video porno
tidak langsung mudah diakses bagi anak-anak ataupun orang yang “buta internet”
atau bahasa lainnya awwam/ tidak paham terhadap internet. Jadi kalaupun bisa
diakses itu lewat jalan yang agak ribet. Nah, kalau hal ini terjadi kan berarti
moralitas orang tersebut yang pertanyakan. Jadi ini merupakan salah satu cara
untuk menangani persoalan keingitahuan anak-anak. Mereka tidak akan dengan
mudah mendapatkan foto atau video porno tersebut.
Thumb Generation
merupakan generasi yang bila dikembangkan akan menjadi generasi yang kreatif,
inovatif dan produktif. Tapi jika tidak dijaga, diarahkan maka akan menjadi
generasi penghancur bangsa..
*Save Our Young
Generation…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar