"Islamic Quotes"

Rabu, Oktober 13, 2010

Just say “ Thank You…. Atau Terima Kasih

Mengajar di elementary school memang punya keunikan tersendiri. Melihat anak-anak itu tumbuh berkembang baik dari sisi fisik, sikap, emosional maupun intelektual. Dari yang sangat kecil sampe lumayan besar. 6 tahun bersama mereka, hampir setiap hari bertemu menimbulkan banyak pembelajaran yang sangat berarti untuk kehidupan kita kedepannya.


Satu hal yang kuamati dalam kehidupan mereka yaitu mulai hilangnya kemampuan anak-anak untuk mengucapkan terima kasih jika ada yang membantunya ataupun mendapatkan sesuatu atau hadiah dari seseorang. Memang ini bukan hanya tugas para pendidik yang ada di sekolah saja, tapi ini lebih berupa penanaman karakter. Yang berawal dari kebiasaan.

Mengucapkan terima kasih memang bisa dipandang sangat sederhana, tapi sebenarnya ada makna mendalam pada kata-kata tersebut. Terima kasih merupakan perwujudan bahwa kita manusia yang tahu menghargai orang lain. Terima kasih juga bukan sekedar kalimat basa-basi tapi merupakan perkataan terdalam dari hati setiap manusia yang tahu untuk memposisikan diri sebagai orang yang berakhlak dan berkarakter.

Jika kita selidik lebih dalam, terima kasih merupakan salah satu langkah pertama dari bentuk kesyukuran kita kepada Allah sang pencipta kita. Syukur itu merupakan salah satu bentuk terima kasih kita kepada Allah. Orang yang tidak tahu berterima kasih maka dia tidak tahu dan tidak pandai bersyukur. Dia selalu akan merasakan kekurangan dalam hidupnya. Dan dia akan menjadi orang yang tidak tahu caranya menghargai hidup dan pemberian Allah sekecil apapun itu. Jika dia diberi rezeki, maka dia tidak akan berterima kasih kepada Allah, misal dengan cara sederhana mengucapkan Alhamdulillah.

Ehm…

Sering kali kulihat anak-anak didikku meminjam barang kepada temannya tanpa mengucapkan kata izin, kemudian ketika barang itu dikembalikan tidak juga mengucapkan kata terima kasih. Ini terjadi di berbagai tingkat kelas… Lalu aku mencoba untuk memulai kebiasaan itu. Ketika aku meminta bantuan kepada mereka, setelah selesai mereka membantu aku selalu mengucapkan terima kasih. Kadang mereka tidak menyadarinya. Dan kuperhatikan selanjutnya apakah mereka mengucapkan kata-kata tersebut, ternyata hasilnya hal itu belum menjadi kebiasaan. Pernah bahkan seringkali kuingatkan kepada mereka, “Loh, kata terima kasihnya mana?”. Mereka akan tersenyum dan akhirnya mengucapkan terima kasih.
Walaupun hal ini tidak terjadi di seluruh anak-anak didikku, tapi mostly mereka jarang mengucapkan terima kasih.

Ehm…
Bahkan ketika kuperhatikan di sekolah kejuruan tempat kumengajar, hal tersebut juga terjadi. Aku masih mencoba menanamkan kebiasaan itu kadang lewat memberi materi pelajaran, misal karena aku mengajar bahasa inggris, jadi ketika ada materi “Asking Permission” atau “ Request” atau pada materi “thanking” mulai kutanamkan kembali kebiasaan itu lewat penjelasan maupun sikapku kepada mereka. Sudah satu tahun berlalu walaupun belum banyak peningkatan setidaknya ada perubahan dibeberapa siswa yang kuajar. Yup, yang terberat memang menanam kebiasaan atau merubah prilaku. Hal ini lebih sulit daripada sekedar mengubah pemikiran.

Teringat sebuah kalimat dari artikel yang kubaca tadi, “emosi jiwa itu tidak akan tergerak oleh akal, tetapi oleh tembusan rasa ke dalam jiwa”. Ya, mungkin dengan meminta memvisualisasikan perasaan mereka saat ada yang mengucapkan terima kasih kepada mereka ketika mereka memberikan bantuan atau hadiah kepada temannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar