"Islamic Quotes"

Senin, Oktober 11, 2010

Aku jatuh cinta


Tegang…
Dari rumah sudah kusiapkan mentalku untuk berhadapan dengan hari ini. Ini merupakan satu hari yang istimewa dari hari-hari istimewa lain yang pernah kuhadapi.
Kutarik nafas dalam-dalam dan kuhembuskan perlahan..
Hhmphhhhhhhhhhhh………..

Bismillah..
Kulangkahkan kakiku memasuki ruangan tersebut…
Semua mata memandangku…
Aku berdiri di depan dan kusapa mereka…
“Good morning, students..
Dan merekapun langsung menjawab, “Good morning, mam..
Wah… nice step.. I think..
Tapi rasa tegang itu masih terasa juga diperutku. Pengalaman pertama mengajar anak kelas 1 elementary school.
Huh… rasanya berhadapan dengan anggota dewan atau gubernur sekalipun tak kan pernah setegang ini.
Tiba-tiba seorang guru masuk ke kelasku, ada barang yang mau diambilnya…
Ketika buku paket kuedarkan kepada mereka…
Tiba-tiba
seorang anak langsung menangis dengan keras…


Dan secara spontanpun akupun tertawa…
Ups…
Gak boleh padahal ya,,, tapi gak apa-apalah sedikit berekspresi di depan mereka, tapi syukur juga bisa tertawa dengan riang karena rasa tegang itupun akhirnya menghilang…
Setelah selesai kubagikan bukunya kudekati anak itu dan ku tanya sambil ku belai kepalanya..
“Kenapa nangis?,” tanyaku..
“Takut belajar bahasa inggris” katanya….
Akupun langsung tersenyum.
Lalu kutanya dia, “kenapa takut?”
“Karena gak bisa bahasa inggris” katanya..


Ya, akhirnya kutinggalkan dia, karena anak-anak lain bakalan ribut kalau dia tetap kuladeni. Kukatakan kepadanya, “ibu tinggal ya”…sambil kubelai kepalanya.

Kemudian akupun maju kedepan kelas lagi, aku meminta anak-anak mendengarkan aku bernyanyi lagu greeting yang nadanya sama dengan lagu anak-anak yang berjudul “Naik-naik ke puncak gunung”. Mereka ternyata cepat mengikuti dan menghafalnya ternyata. Jadi selama 30 menit ke depan kami bernyanyi lagu tersebut dan aku meminta dua orang anak untuk maju ke depan kelas. Kenapa mesti berdua atau lebih dari dua karena biasanya mereka belum terlalu berani untuk maju kedepan sendirian. Setiap yang mau maju dan selesai maju selalu diberi applause. Dan akhirnya semuanya pada mau maju untuk nyanyi ke depan.
He.. he…

Ku lirik lagi anak yang menangis tadi, ternyata dia juga ikut menyanyi dan berhenti menangis. Wah… ternyata begitu ya trik menghadapinya.. dibiarkan sendiri aja dulu.
Trus tiba giliran untuk menulis simple greeting di buku catatan mereka. Nah terdengar lagi tangisan seorang anak, kulirik, ternyata anak yang sama. Kuselesaikan dulu penjelasan untuk anak-anak yang lain baru kudekati anak itu.
“kenapa menangis?’ tanyaku
“gak bisa menulis, katanya..
“Ada bawa buku dan pencil gak”…tanyaku lagi
“ada”, jawabnya
“Coba dikeluarkan dan diletakkan di atas meja” pintaku.
Dan dikeluarkannya buku tersebut berikut perlengkapan menulisnya.
“sekarang ibu mau nanya, ini huruf apa?’ kataku sambil menunjuk sebuah huruf.
“Huruf “G” , katanya..
“bisa menuliskan huruf ‘G” dibukunya?? Tanyaku lagi
“bisa”, jawabnya..
“coba dituliskan, ibu mau lihat tulisannya” kataku
Lalu dengan perlahan dituliskan huruf G dibukunya. Kulirik tulisannya dan ternyata cukup bagus untuk ukuran anak kelas 1.
“wah, tulisannya bagus ya, ternyata sebut saja “siska” bisa menulis. Bahasa inggris itu mudah, tulisannya juga sama dengan yang siska tulis, tinggal diikuti aja huruf-hurufnya.
Dan diapun meneruskan menulis, aku berjalan ke murid-murid yang lain…

Semakin kupandangi anak-anak ini, semakin aku jatuh cinta. Ada si kembar juga ternyata di kelas ini.
Hmphhh…
Lega sekali, ternyata tak sestress yang kubayangkan. Pengalaman pertama mengajar murid kelas satu yang baru masuk sekolah.
Pas jam istirahat, mereka pada berkumpul didekatku, berkerumun di dekat tempatku duduk…
Bahkan ada anak yang agak aktif berkata, “Mam,.. I Love U full”… (soalnya lagi ngetop lagu itu)..
Akupun tersenyum dan menjawab, “Thank you”…

Ah… anak-anak memang mudah untuk jatuh cinta kepada mereka. Mereka penuh dengan kemurnian, keceriaan, keriangan, tawa. Dan ternyata anak-anak tanpa kita sadari mampu menumbuhkan sifat keibuan kita dan mengembangkannya dengan sempurna.

Aku masih berfikir, kenapa ada ya seorang ibu yang mau meninggalkan ataupun membunuh anak-anaknya sendiri. Padahal anak-anak merupakan anugrah dan ekspresi cinta.
Takdir…
Siapa yang tahu takdir seorang manusia, bahkan seorang ibu yang mengandung, menyusui, melahirkan dan membesarkan anak-anaknya sekalipun tak pernah tahu takdir dari anak yang dirawatnya.
Takdir itu baru diketahui setelah hal itu terjadi…

Dan inilah takdirku untuk saat ini..
Menjadi seorang pendidik…
Berat euy…
Yang terberat adalah pada saat membangun kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk. Butuh kesabaran, keluwesan sikap, kebijaksanaan, disiplin, ketegasaan yang kadang harus berbarengan dengan kelembutan.
Mesti benar menggunakan semua hal tersebut diatas pada saat yang tepat dan dengan orang yang tepat. Mendalami hati yang paling penting… memahami karakter anak…
Ah.. logika tak bisa bermain disini…
Tapi sensitivitas feeling…

Aku bahagia menjadi seorang pendidik di tingkat dasar karena pada saat ini pembentukan sikap mental mereka yang akan menentukan karakter mereka kedepannya.
Aku berfikir, seharusnya yang menjadi guru SD adalah guru-guru pilihan. Terpilih sikap, karakternya bukan hanya kepintaran.
Betapa banyak anak yang kita saksikan sekarang berbuat kurang ajar ataupun tidak sopan kepada orang tua, guru ataupun orang yang lebih tua.
Cukup banyak keluhan terhadap penurunan kesopanan anak-anak baik pada tingkat SMA bahkan UNIVERSITAS sekalipun…
Makanya timbullah sebuah ide: “Pendidikan karakter”…

Karena karakter tidak diajarkan, karakter itu dibentuk dari kebiasaan…

2 komentar:

  1. very inspiring...
    Gud Job Sista :)
    Always be proud of your profession.
    Gud Luck forever

    BalasHapus
  2. thanks sista...
    i'm proud to be an elementary teacher..

    they are very inspiring me..

    BalasHapus