"Islamic Quotes"

Minggu, Oktober 17, 2010

Aku dan Dunia Ke Kastratan ….


@Gedung DPRD KALBAR
Semenjak ku langkahkan kaki koe di jalan dakwah ini, kusudah memasuki dunia yang tidak biasa dimasuki oleh para akhwat. Pertama bergabung di KAMMI aku ikut  Buletin KAMMI kalbar yang bernama i’Qro.. tak lama berselang daku di amanahkan untuk menjadi pengurus komisariat dan ditempatkan di bidang kajian strategis.






Jujur, heran juga kok ditempatkan di bidang ini, bayangin aja di kepengurusan bidang tersebut hanya ada dua orang akhwat. Satunya ketua bidangkoe sendiri dan satunya lagi adalah diriku si-kader baru, dan akhwat lagi… dan 4 orang lainnya adalah ikhwan. Jadilah rapat kami merupakan ajang diskusi dan memutuskan sebuah kebijakan untuk gerak komsat kedepannya. Tahu sendiri kan, jika ikhwan diskusi pasti rame banget, apalagi diskusi tetang kebijakan pemerintah…. jadilah adu konsep, adu strategi dan solusi berjalan di diskusi tersebut. Kadang panas, kadang hangat dan jarang sekali ademnya. 

Dan aku bukanlah termasuk akhwat yang suka duduk manis dan berkata “setuju”, tak jarang harus berdebat tentang idealisme, konsepsi dan tawaran gerak harus kutempuh… Biasanya wanita akan menjadi penengah di antara diskusi, namun itu tidak terjadi dengankoe kayaknya (he..he..), walaupun peran moderasi kadang kumainkan juga. Ya, akhirnya sisi koreliskoe semakin berkembang di bidang ini. Dan tak jarang pada saat rapat (kalau rapat Kastrat pasti akan selalu ada diskusi) aku dibilang seperti ini, “bukan begitu akh”, or “ane setuju akh”…

wah… kebanyang nggak wajahkoe saat itu. Wuih kesel banget… ane yang sudah nyata betul identitasnya jika di lihat dari pakaian adalah akhwat, masak dipanggil “akh”. Siapa yang nggak kesel, langsung ku protes, afwan ane ini ‘Ukh”, bukan “Akh.. dan ketua bidang koe hanya tersenyum saja. Dan itu tak terjadi satu dua kali.. tapi agak lumayan sering… wuih.. benar-bener kesel .. namun, amanah harus tetap dijalankan dengan ikhtiar terbaik kita, bukan…!! 

Ditahun selanjutnya aku juga di tempatkan di bidang yang sama di KAMMI…
“dunia para ikhwan”, begitu para akhwat menyebutnya… dan kondisinya juga sama… seperti yang kemarin…

Di kampuskoe, di FKIP ternyata tak berbeda jauh.. aku ditempatkan lagi dibidang kastrat. Tapi syukurnya FKIP itu memang gudangnya para akhwat.. jadi disana aku bisa bergaul dan berdiskusi sama akhwat.. coz kondisinya terbalik dengan KAMMI yang akhwatnya sangat sedikit di bidang tersebut.. dan ketika aku diamanahkan di BEM, amanahkoe juga nggak jauh berbeda tetap di Riset dan Pendidikan (dunia kastrat lagi walaupun namanya berbeda). Namun, walaupun di BEM aku tetap berhubungan dengan “akhwat” coz ikhwannya memang amat sedikit yang ada di FKIP… jadi bisa menjadi penenang setelah “bersitegang di rapat kastrat KAMMI”…. walaupun untuk gerak keluar dan membangun jaringan pasti berhubungan dgn ikhwan… lagi J

Dan aku sangat bahagia sekali ketika diamanahin di kampuskoe sendiri, coz bisa berhubungan dengan para akhwat dalam hal amanah dan diskusi, jadi aku nggak akan di panggil “akh” lagi... seneng juga rasanya. Walaupun…!

Dunia amanah koe memang lebih sering bersentuhan dengan ikhwan, hingga sekarangpun ketika di KAMMDA, tetap aku diamanahkan di KASTRAT, walaupun sekarang sudah berubah nama menjadi Kebijakan Publik… tapi memang disitu biasanya di kenal dengan dunia ikhwan.
Sebenarnya sudah ikhtiar untuk berganti bidang amanah… Namun, tak pernah disetujui. Ya, akhirnya harus ikhlas dan Ridho untuk selalu berada pos amanah tersebut… karena kuyakin setelah do’a, ikhtiar maka akan ada Takdirnya Allah. Asalkan kita sudah berikhtiar dengan ikhtiar terbaik kita…! 

Ada kebahagian yang kurasakan pada kepengurusan 2004-2006 yang lalu di Dept KP, coz komposisi ikhwan dan akhwatnya seimbang… walaupun kadang panggilan “bukan begitu akh, ane nggak setuju akh, menurut antum gimana akh” menghampiri diriku saat diskusi-diskusi. Namun… aku tetap bahagia coz akhwatnya nggak lagi aku sendiri. Dan hal yang paling membahagiakan adalah ketika menjelang akhir kepengurusan bertambah lagi anggota departemen dan mereka adalah “akhwat”… dan pernah beberapa kali yang rapat di KP adalah akhwat semua, sehingga kami peleseti kata KP itu dengan “Kebijakan Perempuan” he.. he..he.,..

Dan sekarang ketika, aku diamanahkan menjadi kadept-nya, walaupun kemarin juga kadept tapi hanya sebentar tuk menggantikan posisi mas’ul koe yang pindah ke daerah lain. Aku merasa resah juga, gimana ya… jika harus membangun jaringan baik dengan kamda lain daerah (kadept KP-nya pasti kebanyakan ikhwan) ataupun dengan gerakan lain, pasti lah “ikhwan” pula… …bingung juga … padahal sebagai kadept KP… aku harus mampu memiliki banyak informasi dan wacana-wacana yang nantinya akan di analisis dan dibedah hingga menjadi sebuah produk…

Namun, aku sangat bersyukur jika berhubungan dengan orang-orang yang aku punya kepentingan struktural dengannya, dia tidak melihat aku akhwat atau ikhwan. Tapi, dia lebih melihat pada kepentingan dan kebutuhan struktural or amanahnya. Maka, diskusi-diskusi akan menjadi mengalir, berkembang, produktif dan target akan tercapai… tak akan ada resah…
Lega, jika berhubungan dengan ikhwan-ikhwan seperti itu….

Namun yang membuatku “keder” dan resah adalah jika harus berhubungan dengan ikhwan yang melihat siapa yang berbicara apakah “ukh or “akh,.. or dengan ikhwan introvet maka diskusi biasanya menjadi tidak berkembang… alias mandek, tegang…. dan tidak menghasilkan… wuih…. bingung lagi… tapi biasanya aku akan mencari orang lain yang punya kompetensi sama dan mau melihat apa kepentingannya….

Sepanjang pengalamankoe di kammi, sejak aku berstatus mahasiswa baru… aku termasuk orang yang tidak melihat siapa yang berbicara apakah “ukh or ‘akh, tapi lebih pada apa yang dibicarakan, apa kepentingan dan apa kebutuhannya… ternyata itu berdampak pada gerak dakwah dan kemampuan kita berkomunikasi ya…!
Maksud koe, sebenarnya sah-sah saja jika ketua dept/bidang kastrat itu akhwat, walaupun ikhwan lebih diprioritaskan, namun ada sebuah kata bijak yang mengatakan “berikanlah pekerjaan itu kepada ahlinya”. Jadi kaidahnya sudah jelas toh. Daku yakin, ketika si akhwat di izinkan untuk memilih pasti dia akan lebih memilih menjadi jundi dibanding menjadi qiyadah. Benar nggak, akhwat..???.

Namun karena dunia sekarang membutuhkan tangan-tangan dan kerja-kerja real dari para akhwat maka mereka mau tidak mau harus muncul di Publik juga. Mungkin akan beda kondisinya jika para ikhwan sudah mampu memenuhi kebutuhan dakwah tersebut maka akhwat tidak akan “didzalimi” lagi. Namun, kondisi hari ini tidak seperti pada zaman Rasul dan sahabat yang ikhwannya mampu memenuhi kebutuhan dakwah itu…mampu mengisi seluruh lini-lini dakwah, jadilah peran akhwat hanya dirumah saja dan kalangannya saja. Kondisi hari ini menuntut akhwat untuk berpartisipasi aktif juga di ranah publik. Karena kondisinya berbeda… dan kebutuhannya juga berbeda dan lagi hujjahnya sudah sangat jelas bahwa peran amar ma’ruf nahi mungkar itu harus diperankan oleh ikhwan maupun akhwat, tanpa terkecuali (Qs 9:71)  dan (Qs. Al-Lail)

Dan sepanjang pengalamankoe, sebenarnya kunci berhubungan dengan lawan jenis, sehingga tidak menimbulkan fitnah itu satu aja::… “jangan pernah diskusi yang menyentuh wilayah pribadi… tapi benar-benar diskusi tentang amanah-amanah  struktural…
Hubungan struktural seperti ini biasanya akan aman dari virus-virus  amanah… 

Jadi kaidah sudah jelas, berbicaralah sesuai dengan kebutuhan, kepentingan dan amanah struktural… don’t touch a private area… dan itu yang kulakukan selama ini… dan Alhamdulillah, Allah masih menjagaku dari fitnah-fitnah virus amanah tersebut… semoga kedepannya Allah juga masih menjagakoe… amin

So, coba kita sekarang buka pikiran dan coba untuk lebih memaknai amanah yang “menuntut” kita untuk berdiskusi atau berinteraksi dengan lawan jenis sesuai dengan kebutuhan, dan kepentingan saja… maka dakwah dan amanah kita akan menjadi aman… dan gerak kita tidak akan terbatasi…dan berdampak juga bagi kemajuan dakwah…sehingga Allah akan memberikan kemudahan dalam gerak dakwah kita karena tidak terkotori oleh penyakit-penyakit hati si aktifis dakwah.

Rasanya bisa melihat… kemenangan islam itu sebentar lagi akan tercapai.. jika semuanya mampu menempatkan posisi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan hubungan… Allahuakbar

26 Ramadhan 1427
October 19th 2006, 07:35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar