"Islamic Quotes"

Minggu, Oktober 24, 2010

Sikap Wanita ketika Melihat Sakratul Maut


Apa Yang Harus Dilakukan Wanita Ketika Menyaksikan Keluarganya Sedang Menghadapi Sakratul Maut?

1.       Mentalqinkan kalimat syahadat
Abu Sa’id Al-Khudri menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda,
”Bimbinglah (talqin) orang-orang yang sedang menghadapi kematian di antara kalian agar mengucapkan kalimat la ilaha illallah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah). (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’I dan Ibnu Majah)

Ini dilakukan dengan harapan agar kalimat terakhir yang diucapkan oleh orang yang akan meninggal tersebut adalah kalimat la ilaha illallah (tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah), karena dalam hadist lain, Rasulullah bersabda,
“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah la ilaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah) maka dia akan masuk surga.” (HR Abu Dawud)


 2.       Menghadapkannya ke arah kiblat
Yahya bin Abdullah bin Abu Qatadah menyatakan bahwa ayahnya menuturkan, “ketika Nabi saw tiba di Madinah menjawab, ‘Dia telah meninggal. Sebelumnya, dia sempat mewasiatkan sepertiga hartanya untukmu, wahai Rasulullah, dan menyuruh keluarganya agar menghadapkannya ke kiblat ketika sakaratul maut. Rasulullah saw bersabda, “permintaannya sesuai dengan fitrah. Aku mengembalikan sepertiga harta pemberiannya seraya berdo’a, “Ya Allah, ampunilah dosanya, limpahkanlah rahmat-Mu kepadanya dan masukanlah dia ke surga. Dan, Engkau telah melakukannya.” (HR Hakim dan Baihaqi)


Cara Menghadapkan Orang Yang Sakaratul Mau Ke Kiblat
Para ulama menjelaskan dua cara:
1.       Tidur telentang sambil menghadapkan wajahnya ke arah kiblat.
2.       Berbaring miring ke kanan dan wajahnya menghadap ke arah kiblat
Cara ini diperkuat oleh hadist Nabi saw yang menyatakan, “jika kamu hendak tidur, wudhulah seperti wudhu yang biasa dikerjakan sebelum shalat, lalu berbaringlah dengan miring ke kanan…. Jika kamu mati pada malam tersebut, maka kamu mati dalam keadaan fitrah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Apabila orang tersebut meninggal dan telah menghadap Allah, maka orang-orang yang menyaksikannya, termasuk kaum wanita, hendaklah melakukan hal-hal berikut:
1.       Merapatkan matanya
Ummu Salamah meriwayatkan, “ Rasulullah saw masuk ke kamar Abu Salamah yang saat itu telah meninggal dan matanya mendelik ke atas. Beliau merapatkan mata Abu Salamah lalu berkata, “Sesungguhnya, ketika ruh dicabut, mata mengikuti ke mana dia dibawa.” (HR Muslim dan Abu Dawud).
Hikmahnya adalah agar pemandangan mayat tidak tampak buruk bila matanya dibiarkan terbelalak.

2.       Mendo’akannya
Masih dalam riwayat Ummu Salamah di atas, dinyatakan bahwa setelah itu Rasulullah saw berdo’a, “Ya Allah, ampunilah dosa-dosa Abu Salamah, angkatlah derajatnya sehingga mencapai derajat orang-orang yang Engkau beri petunjuk. Berilah pengganti kedudukannya di tengah keluarga yang ditinggalkannya. Ampunilah dosa-dosa kami dan dosa-dosanya, wahai Tuhan semesta alam. Lapangkanlah kuburannya dan terangilah dia dengan cahaya selama berada di dalamnya.”

3.       Menutup sekuruh badannya dengan kain
Aisyah ra. Menyatakan, “Ketika Rasulullah saw wafat, jasad beliau ditutup dengan sehelai kain katun.

4.       Segera mengurus dan menguburkannya
Abu Hurairah ra. Menyatakan bahwa Nabi saw bersabda, “Bergegaslah ketika mengantar jenazah. Karena, jika dia shalih, maka kallian lebih cepat mengantarkannya kepada kebaikan. Tapi, jika dia tidak shalih, maka kalian lebih cepat meletakkan keburukan dari pundak kalian (Hr. Bukhari).
Maksud hadist ini adalah menyegerakan pengurusannya yang mencakup memandikan, mengkafani dan lainnya. Masalah ini akan dibahas lebih detail pada pembahasan berikutnya, insya Allah. Selain itu, mencakup juga membawanya ke kuburan dengan cepat-cepat.

5.       Segera melunasi hutangnya
Salamah bin Al-Akwa’ ra. Menuturkan, “Saat Nabi saw menjenguk seseorang yang telah meninggal, para sahabat berkata, “wahai Rasulullah shalatilah doa.” Rasulullah saw berkata, “Apakah dia meninggalkan hutang yang belum dibayar?” mereka menjawab, “ya”. Rasulullah berkata lagi, “Apakah dia meninggalkan warisan?’ mereka menjawab, ‘Tidak”. Rasulullah saw berkata, ‘Shalatkanlah dia oleh kalian.”  Seorang sahabat dari kalangan Anshar yang bernama Abu Qatadah berkata, ‘Wahai Rasulullah, shalatilah dia dan aku menanggung hutangnya.”Maka Rasulullah saw bersedia menshalatinya. (Hr. Bukhari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar