"Islamic Quotes"

Minggu, Oktober 24, 2010

KALIMAT PENGUSIR MAKSIAT


Seorang ulama terkemuka, Imam Sahl bin Abdullah Al-Tastari menuturkan kisa dirinya, “ketika berumur tiga tahun, aku ikut pamanku yaitu Muhammad bin Sanwar untuk melakukan qiyamullail. Aku melihat cara shalat pamanku dan aku menirukan gerakannya.

Suatu hari, paman berkata kepadaku, “Apakah kau mengingat Allah, yang menciptakanmu?”
Aku menukas, ‘Bagaimana caranya aku mengingatnya?’
Beliau menjawab, ‘Anakku, jika kau berganti pakaian dan ketika hendak tidur, katakanlah tiga kali dalam hatimu, tanpa menggerakkan lisanmu, ‘Allahu ma’I . . . Allahu naadhiri .. . Allahu syaahidi!’ (Artinya, Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikan aku!)

Aku menghafalkan kalimat itu, lalu mengucapkannya bermalam-malam. Kemudian, aku menceritakan hal ini  kepada paman.
Pamanku berkata, “Mulai sekarang, ucapkan zikir itu sepuluh kali setiap malam”.
Aku melakukannya, aku resapi maknanya, dan aku merasakan ada kenikmatan dalam hatiku. Pikiran terasa tenang. Aku merasa senantiasa bersama Allah SWT.

Satu tahun setelah itu, paman berkata, “Jagalah apa yang aku ajarkan kepadamu, dan langgengkanlah sampai kau masuk kubur. Zikir itu akan bermanfaat bagimu dunia dan akhirat.
Lalu pamanku berkata, “Hai Sahl, orang yang merasa selalu disertai Allah, dilihat Allah, dan disaksikan Allah, akankah dia melakukan maksiat?”

Kalimat Allahu ma’I … Allahu naadhiri … Allahu syaahidi! Sangat terkenal di kalangan ulama arif billah. Bahkan Syeikh Al-Azhar; Imam Abdul Halim Mahmud, yang dikenal sebagai ulama yang arif billah menganjurkan kepada kaum muslimin untuk menancapkan kalimat ini di dalam hati. Maknanya yang dsayat, jika dihayati dengan sungguh-sungguh, akan mendatangkan rasa ma’iyatullah (Selalu merasa disertai, dilihat dan disaksikan oleh Allah), dimana dan kapan saja.
Pada akhirnya, rasa ini akan menumbuhkan takwa yang tinggi kepada Allah. Kalau sudah begitu, apakah orang yang merasa selalu disertai, dilihat dan disaksikan Allah akan melakukan maksiat???

Taken from: “Ketika Cinta Berbuah Surga (Habiburrahman El-Shirazy)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar