Darah kami bercampur air mata yang tercucur
tidak ada lagi bagian tubuh yang tak berbalut luka
senjata yang paling rapuh adalah airmata yang berderai
ketika perang semakin memanas dengan pedang yang saling beradu
alangkah malangnya putera2 islam
disaat sekian bahaya besar mengancam anak keturunanmu
bagaimana mungkin mata ini bisa tidur lelap
ketika didera berbagai penderitaan
yang membangunkan setiap orang yang tidur
saudara2mu di Syam
tidur diatas bantalan pembantaian atau
didalam perut binatang2 buas
tentara Eropa telah membuat mereka terhina
sementara engkau terus bergelimang nikmat
dan hanya bisa bersikap pasrah
jika ada orang yang menghindari perang2 itu... See More
justru akan menggigit jari di kemudia hari
jasad suci yang terkubur di Thaibah
nyaris memanggil dengan suara lantang "wahai keluarga Hasyim"
Aku melihat umatku enggan menyerbu musuh
sedangkan sendi2 agama begitu rapuh
mereka menghindari api karena takut mati
tanpa menganggap kehinaan sebagai akibat yang pasti
apakah pembesar2 Arab rela dengan kehinaan sehingga membuat seluruh masyarakat menjadi terhina pula
jika memang mereka enggan bangkit atas dasar menolong agama
tidakkah mereka bangkit karena kecemburuan terhadap istri dan keluarga
jika memang mereka tidak peduli dengan pahala
ketika terjun di medan laga
tidakkah mereka mau peduli karena harta rampasan di depan mata
::diambil dari buku "Hakadza Zhahara Jil Shalahiddin Wa Hakadza 'adat al Quds::
NB: puisi di buat dalam rangka membangkitkan semangan kaum muslim dan penguasa muslim untuk membantu saudara2nya sesama muslim yang dibantai.
masih banyak puisi yang lain...
tapi cinta dunia telah membuat mereka terpesona.. bahkan ada seorang pemimpin muslim yg lebih mementingkan memikirkan burung merpatinya hilang dibandingkan melihat tulang manusia, rambut perempuan, dan anak2.
semoga hanya masa itu saja yang merupakan masa kelam Islam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar