"Islamic Quotes"

Minggu, Oktober 17, 2010

Usia Tarbiyah = Kematangan Tarbiyah….!????



Mungkin kita pernah atau sering ditanya dengan pertanyaan seperti ini, “Sudah berapa lama ngajinya?… atau sudah berapa lama ikut forum seperti ini?”
Dan jawabannya akan sangat bervariasi sesuai dengan waktu yang telah digunakan untuk melakukan aktifitas tersebut. Bisa jadi baru satu tahun, dua tahun, 4 tahun, 10 tahun, 12 tahun, atau bahkan 20 tahun…
Biasanya pertanyaan itu akan dilanjutkan dengan sebuah penilaian yaitu dengan melihat suluk, pakaian, adab dan atau oleh sesuatu yang bisa dilihat dengan kasat mata. 
Dan selanjutnya akan keluar sebuah ujaran, “oh…”
 
Terbayang… beratus-ratus tahun yang lalu…
 
Seorang pemuda dengan gagahnya berjalan-jalan dipasar. Sebelum dia hadir ditempat tersebut, wangi pakaian dan parfumnya sudah tercium duluan. Suara seretan pakaian yang terdengar karena panjangnya pakaian sudah membuat masyarakat mampu menebak siapa yang akan datang. Belum lagi ditambah ketampanan wajahnya dan kerapian penampilan. Dan semangat muda yang tak pernah lelah untuk bersinar. Dialah bintang dalam setiap pertemuan dan buah bibir bagi gadis-gadis Mekah.

Lalu cahaya hidayah itu datang…
Bergantilah laku… masyarakat seakan tersentak.. bagaimana bisa seorang yang manja, yang sangat tergantung dengan orangtuanya, yang hidup penuh dengan kemewahan dan keglamoran bisa berubah sebegitu drastis…

Tak akan terlihat lagi pakaian yang mewah, wangi parfum yang menyengat harum… tak akan terdengar lagi gelak penuh keglamoran… semua berganti dengan ketawadhuan dan kezuhudan…
Beberapa bulan berlalu dan beliau diberikan sebuah tugas oleh sang Qiyadah… tugas yang berat bagi orang yang baru bergabung dalam sebuah barisan dakwah.

Menaklukan sebuah negeri…! Yastrib, Madinah…

Rasulullah memintanya untuk menjadi duta di Yastrib (Madinah) dan mempersiapkannya untuk hijratul Rasul. Sebuah tugas besar. Sebenarnya Rasul bisa saja meminta sahabat yang lebih tua ataupun yang sudah lama bergabung dalam barisan keimanan ini. Yang sudah lama mengikuti majelis tarbiyah. Namun, Rasulullah memilih dia. Seorang pemuda glamor yang usia tarbiyah masih teramat muda untuk menjalankan sebuah tugas berat. Dan, siapa yang mengira orang yang teramat muda itu, dan usia tarbiyah juga semuda usianya ternyata mampu menawan masyarakat Madinah dan mengajak mereka untuk masuk ke dalam agama mulia ini. Dan akhirnya sebuah prestasi besar di raih. Dia berhasil untuk menaklukan negeri Yastrib (Madinah)… dialah orang yang cerdas akalnya dan besar jiwanya “Mush’ab bin Umair” . dialah bukti nyata kematangan sebuah proses tarbiyah…

Tersentak ke masa kini…

Ah, rasanya rindu dengan sosok Mush’ab bin Umair yang baru…
Yang dengan kemudaan usianya dan kemudaan usia tarbiyah juga mampu menaklukan sebuah negeri.
Mampukah kita menjadi sosok-sosok seperti mereka… ???

Biasanya akan muncul sebuah kalimat pembenaran untuk menjawab pertanyaan tersebut … “itukan para sahabat, dan Murobbi mereka juga adalah Rasulullah sang pembawa Risalah…”
Sedangkan kita,..??? kita bukan para sahabat dan Murobbi kita tidak akan bisa dibandingkan dengan Murobbi terbaik diseluruh jagad Raya ini… jadi nggak bisa disamakan…..

Ah… berlindung lagi… mencari pembenaran lagi…

Ya,   kita memang berbeda… masa kita berbeda… murobbi kita berbeda..
Namun, apakah Tuhan kita berbeda?…. apakah Kitab kita berbeda..? apakah Rasul kita berbeda..? apakah ajarannya juga berbeda..????

Jawabnya: TIDAK ,,… bukan..!!!!!

Kita sudah bisa pastikan bahwa kita berbeda dengan mereka dari segala sisi kehidupan. Namun ada persamaan yang seharusnya mampu membuat kita lebih baik. Yaitu kita punya Ghoyyah dan Tutunan yang sama. Dan seharusnya kesadaran itu yang akan menumbuhkan keyakinan dan kemantapan dalam bergerak dan beramal. Bukannya membuat kita berlindung dibalik kata KETERBATASAN dan KELEMAHAN DIRI. Or dibalik kata BERBEDA…

Kematangan tarbiyah kita tidaklah ditentukan oleh berapa lama usia tarbiyah kita. Tapi kematangan tarbiyah ditentukan oleh seberapa jauh kita mampu berinteraksi dengan manhaj dakwah ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan tidak juga terjebak pada simbol-simbol, namun lebih mampu berlaku sesuai dengan kepahaman manhaj yang dalam dan komprehensif.

Berapa lamapun usia tarbiyah, namun jika kita belum mampu untuk menginternalisasikan nilai-nilai tarbiyah itu dalam diri kita dan dalam kehidupan kita sehari-hari. Maka kita belum akan meraih kematangan tarbiyah tersebut…

Dan dakwah ini membutuhkan orang-orang yang matang tarbiyahnya untuk mampu mencapai sebuah kemenangan dakwah… bukan orang-orang yang berlindung dibalik jubah lamanya tarbiyah…
Buktikan bahwa kitalah orang yang pantas untuk mengemban Risalah Dakwah ini (Dengan izin-Nya tentunya)…

Orang yang matang adalah orang biasa bergelut dengan dakwah, dengan putarannya, dan juga permasalahannya dan dia mampu dan bijak mengelola hal tersebut hingga  menjadi sebuah potensi yang mampu menggetarkan seluruh penduduk bumi…
Jadi, Matangkanlah tarbiyah kita sehingga kita mampu untuk menjawab tantangan dakwah yang ada…. dan membantu membuat sejarah peradaban besar ini kembali berjaya… Allahuakbar…!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar