"Islamic Quotes"

Sabtu, Oktober 16, 2010

Melarikan diri untuk Menyelamatkan Akidah (Sebuah kisah nyata)



Minggu, 18 April 2010
06.00 sebuah sms masuk ke inbox HP ku, bunyinya seperti ini, “Yeti, bisa tolong antarkan ana untuk beli tiket gak hari ini jam8.00.” wah ternyata ini adalah sms dari sahabatku yang tinggal di perbatasan. Ya, karena sudah rindu sama beliau langsung aja ku telpon untuk mastiin dianya mau dijemput dimana.
Dan dia bilang dia lagi di bis, dan akan nyampe ke Pontianak. Lalu ku bilang kenapa gak nelpon ke travel agentnya saja untuk pesan tiketnya. Dia bilang dia butuh hari ini jadi mesti dapat tiketnya.
Akhirnya lewat pembicaraan telpon tadi diputuskan bahwa saya menjemputnya di rumah seorang teman yang lain pada jam 08.00.


Tak lama sms masuk, “Yeti, gpp di telpon aja travel agentnya dan di pesenin tiket tujuan Jakarta hari ini kalo bisa yang jam 12.00 ke atas.

Akhirnya sayapun sibuk menelpon travel agent, dan Alhamdulillah dapat tiketnya dengan harga yang relatif murah 400an, sebelum sempat kuminta tiketnya dibooking. Ternyata pembicaraan terputus, waduh.. pulsaku habis euy…
Setelah pulsaku terisi, ku telpon lagi agent travelnya, dan ternyata harga tiket naik jadi 600an, saya lupa, pesan tiketnya kan pake sistem online, jadi kalo gak dibooking bakalan berubah harganya..
Ku telepon lagi temanku tuk bilang tiketnya sudah ada dengan harganya yang naik, dan dia bilang gapapa karena bapaknya teman yang akan berangkat ke Jakarta sudah menunggu di Cengkareng-Jakarta.

Jam 11.00 sayapun menjemputnya untuk mengambil tiket, nah disini mula ceritanya berawal..
Temanku bercerita bahwa adek ini adalah binaannya waktu adek ini masih kelas 1, dan dia melarikan diri dari rumah. Mendengarnya sontak saya terkejut dan bertanya kenapa lari dari rumah.
Temanku bilang, adek ini sudah tidak tahan lagi, karena dia seorang muslim dan dulunya tinggal di Jawa Barat, trus adek ini diambil oleh kakaknya yang dulu muslim juga tapi sekarang sudah pindah agama dan tinggal di dekat daerah temanku ini. Nah, kakaknya ini memasukkan dia ke Sekolah agamanya si kakak tersebut, dan bahkan waktu hari ulang tahunnya, si adek di do’ain dengan agama kakaknya, padahal kakaknya tahu bahwa adeknya beragama muslim. Kakaknya selalu mengajaknya ke rumah ibadah sang kakak untuk beribadah. Bukan itu saja si kakak melarang adeknya untuk keluar rumah sejak dia naik ke kelas 2, jadi otomatis adek ini gak bisa ikut pengajian lagi. Walaupun begitu adek ini tetap menghubungi dan curhat sama pembinanya.

Ternyata, si kakak sudah membawa kakak dan abangnya adek ini duluan ke tempat tinggalnya, dan berhasilnya membuatnya murtad (pindah agama). Kedua adeknya diberikan pekerjaan, dibangunkan rumah untuk usaha dan keduanya juga sudah menikah dengan orang yang se-agama dengan kakaknya.

Alhamdulillah, Allah masih menjaga adek ini dan memberikan hidayah padanya. Kakaknya ini tidak memaksa dengan kekerasan tapi dengan perkataan diplomatis. Beberapa kali si adek ingin pulang ke JABAR, dan si kakak selalu menyetujui tapi tidak pernah direalisasikan. Ayah si adek yang di JABAR juga sering meminta si kakak untuk membawa adeknya pulang, biasanya si kakak selalu bilang iya, tapi selalu saja batal karena berbagai alasan.

Si adek merasa batinnya tertekan, karena dia tidak bisa menjalankan ibadahnya sebagai seorang muslim dengan maksimal, dan akhirnya ketika sang kakak pergi ke Pontianak, dan abang iparnya ada Dinas kantor, diapun memutuskan untuk melarikan diri dengan hanya membawa pakaian.
Yang membuatku takjub, ternyata uang ongkos dari daerah dia ke Pontianak itu hasil urunan (infak) teman-teman pengajiannya yang masih SMA, dan uang ongkos pesawat untuk ke Jakarta, juga uang infak dari pembinanya dan beberapa temannya. Sebuah ukhuwah yang indah..
Bahkan temanku cerita, ketika di Bis dia ketemu sama saudara seperjuanganya, dan menceritakan kisah si adek, dan orang tersebutpun turut menyumbangkan hartanya untuk biaya perjalanan si adek.

Dalam perjalanan mengantar si adek ke Bandara, saya berfikir, “kita akan benar-benar bisa merasakan nikmat akidah dan mempertahankan jika diuji dengan ujian seperti ini”. Beruntungnya si adek tetap bisa bertahan selama kurang lebih dua tahun dibandingkan abang dan kakaknya. Masih berfikir juga waduh.. jangan-jangan kakaknya si adek sudah nunggu di Bandara.. tapi yakin bahwa Allah selalu membantu hamba-Nya dan tidak pernah menguji di luar batas kemampuan hamba-Nya.
Berdebar juga pas sampai di Bandara, saya bantu dia chek in, pesawatnya ternyata delay..
Baru jam18.30 pesawatnya berangkat. Ketika dia sudah terbang bersama si roda terbang, saya baru bisa bernafas lega…
Alhamdulillah…
Berhasil juga membantunya keluar dari Pontianak, pulang ke pangkuannya ayah dan bundanya. Sang Ayah sudah menunggu dari jam 9 di Bandara Soekarno-Hatta. Entah bagaimana perasaan sang ayah.
Dalam perjalanan ke bandara tadi, saya sempat bertanya, “ntar sekolahnya dimana?”, surat pindahnya gimana?” (dalam hati mikir, tentu aja dia gak bisa minta surat pindah, bakalan ketahuan sama kakaknya dunk klo dia mau pulang ke JABAR). Si adek pun menjawab, “mau masuk SMA MUHAMMADIYAH kk”. Kan dulu sekolah di SMP nya jadi mungkin guru-guru masih kenal dan mau bantu”.
“Ya, semoga diberi kemudahan ya dek”. Jawabku.

Dalam perjalanan pulang berfikir, ya Allah kebaikan apa yang hamba lakukan sehingga Engkau memberi nikmat kepada hamba untuk membantu saudara seiman yang sedang berjuang menyelamatkan akidahnya. Betapa indah ukhuwah (persaudaraan) atas landasan cinta kepada-Mu.
Masih banyak saudara kami yang lain yang mungkin berada tak jauh dari kami dan juga sedang berusaha menyelamatkan akidahnya. Semoga kami tak lalai untuk bertanya kepada saudara kami dengan pertanyaan sederhana, “Bagaimana kabar imanmu hari ini, saudaraku?”. Kalaupun tidak semoga hati kami selalu dalam keadaan hidup, sehingga tanpa saudara kami berucap, kami sudah memahami maksudnya dan membantu dengan segenap kemampuan kami.

Ya Allah satukan hati-hati kami dalam jalan kebenaran, jalan yang lurus.. jalan yang Engkau Ridhai.. jalan Para Nabi dan Rasul, dan orang-orang sholeh. Jauhkan kami dari perdebatan, pertengkaran dan perpecahan. Hancurkan benih-benih permusuhan, kebencian dan gantikanlah dengan benih kesabaran, kebijaksanaan, ketawadhuan, husnudzhan dan keistiqomahan. Jadikan kami bersatu padu untuk meneggakkan agama-Mu dengan segenap potensi yang kami miliki. Saling dukung dan saling mendo’akan bukannya saling cerca dan mencari-cari kesalahan dan kekurangan.
Bantu kami untuk menjadikan kalimat-Mu menjadi kalimat tertinggi di muka bumi.
Izinkan kami dan berikan kami kekuatan untuk menegakkan syariat di diri kami, diri keluarga kami, masyarakat kami, dan negara kami.
Karena kami yakin bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Yang akan menjadi Rahmat bagi seluruh alam.

Ayat yang menginspirasi;
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. “ (Qs 3:159)
[246]. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (Qs 5:54)



April 18th 2010
20.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar