"Islamic Quotes"

Selasa, Mei 03, 2011

^Mari duduk sejenak^

Teman…
Mari duduk disini.
Bersamaku…
Saat kaki-kaki sudah mulai penat untuk melangkah
Saat duri-duri bukan hanya melukai kaki tetapi juga hati kita..
Saat bahu sudah tak sanggup lagi untuk menambah beban
Dan saat tangan mulai jatuh terkulai…
Saat tubuh sudah mulai lelah berkepanjangan
Dan lisan mulai akan belajar mengeluh dan berkesah….

Maka duduklah sejenak
Disini…
Bersamaku…
Ambillah sahabat terdekatmu; Al-Qur’an
Bukalah lembaran-lembarannya hingga hampir ujung..
Hentikanlah di surah ini…
Surah yang akan kita tadaburi bersama
Ya… engkau benar temanku, surah yang kumaksud memang surah NUH.
Kisah salah seorang nabi Allah..


Mari..
Kita mulai mentadaburinya..
Bacalah ta’awudz dan basmallah dulu temanku. Agar setan tidak ikut nimbrung di forum kita. Agar hati kita semakin mampu meresapi makna mendalam dalam surah ini…

Audzubillahiminasyaithanirrazhiiim
Bismillahirahmanirahiiim….


Teman…
Kali ini kita akan meneladani totalitas dakwah dari Nabi nuh. Mari simak Surah Nuh ayat ke 5 ini:
Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang.” (Qs.Nuh:5)

Coba kita amati kata demi kata pada ayat  ini. Ya, kita akan menemukan bahwa Nabi Nuh berkata, “Malam dan siang” bukannya “siang dan malam”. Tidakkah itu terasa janggal olehmu teman?. Kenapa malam disebutkan sebelum siang?. Apakah mungkin Nabi Nuh melakukan sebuah kekhilafan dalam menyebutkan kalimat tersebut?. Atau lumrahkan orang berdakwah (baca:menyeru) pada malam hari?. Ternyata kalau kita dalami lagi bahwa ayat ini memberitahu kita bahwa Nabi Nuh as. Menyambung malam dengan siang untuk berdakwah di Jalan Allah swt, tanpa jeda. Mari kita berkaca… sudah berapa banyak waktu kita yang kita korbankan untuk dakwah ini?. Sudahkah kita menyeru manusia untuk kembali kepada Allah, untuk tunduk patuh menyembah kepada Allah di sepanjang hari kita? Malam dan siang?.. sudahkah teman???... ataukah waktu kita yang kita berikan kepada dakwah ini hanya waktu sisa kita??

Mari kita simak lagi kelanjutan surah ini…
“Maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).” (QS..Nuh:6)
“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. (Qs Nuh:7)
 Coba kita ulang lagi membaca ayat ini teman. Adakah kau temukan sebuah kata-kata yang menarik. Ya, Nabi Nuh tidak pernah bosan untuk menyeru kaumnya walaupun seruannya itu membuat kaumnya lari dari kebenaran. Dan coba kita ulang lagi kalimat “setiap kali”. Ada makna kontinuitas kita temukan pada kata “setiap kali”. Artinya Nabi Nuh senantiasa menyeru kaumnya untuk menyembah Allah. Untuk kembali beriman. Ada kekuatan tekad yang tak pernah pupus disana melihat objek dakwahnya tidak juga berubah, tidak juga beriman. Ada makna keteguhan kita temukan disana, tetap teguh berdakwah baik seruan untuk beriman dan kembali kepada Allah disambut ataukah tidak. Walaupun nabi Nuh didustakan dengan begitu keras (coba simak :”mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan baju ke mukanya) tapi tak melemahkan tekad ataupun azzamnya. Pernahkah kita berdakwah dan orang lain memasukkan anak jari ke telinganya??. Pernahkah ada orang yang kita seru untuk beriman menutupkan baju ke mukanya?. Pernahkah?? Pernahkah engkau alami itu teman?.
Kalau belum maka kuatkanlah kembali tekadmu.. teguhkan azzammu…

Mari kita baca lagi surah ini:
“Kemudian, sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. Kemudian, sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi dengan) terang-terangan dan dengan diam-diam (Qs Nuh:8-9)

Cobalah kita simak kalimat-kalimat Nabi Nuh. Beliau memberitahukan kita bahwa seakan-akan beliau sudah berdakwah dengan segala sarana dan segala cara. Sudah berdakwah kepada banyak orang dan sedikit orang bahkan perseorangan. Beliau sudah mencoba segala sarana yang memungkinkan kaumnya kembali kepada Allah, dan apa hasilnya teman :
“Dan tidak beriman dengan Nuh kecuali sedikit….  (Qs Hud: 40)
Tahukah engkau teman, bahwa dalam salah satu riwayat disebutkan bahwa hanya 60 orang yang beriman bersamanya. Coba kita bayangkan, bahwa Nabi nuh berdakwah sekian ratus tahun dan hasilnya adalah satu orang setiap 15 tahunnya.
Sekali lagi dalam 15 tahun hanya ada satu orang saja yang menyambut seruan dakwah Nabi Nuh. Sekarang… mari kita hitung umur kita bergabung dalam barisan dakwah ini teman. Tidak malukah kita kepada Nabi Nuh yang senantiasa tanpa lelah berdakwah dan hanya mendapatkan 1 orang setiap 15 tahunnya?. Alangkah keras pendustaan kaum Nabi Nuh kepada Allah dan risalah-Nya. Alangkah mengagumkan kekuatan tekad dan totalitasnya Nabi Nuh dalam menjalankan amanah langit ini. Yang dipikulkan dipundak-pundak kita… para manusia bodoh, lemah, tak berdaya dan suka berkelu kesah lagi amat bakhil dan kikir.
Astagfirullah…
Tidakkah kita belajar, bahwa surah ini mengajarkan kita untuk terus menerus berdakwah dalam segala kondisi dan setiap waktu baik disambut oleh seorang ataukah beramai orang atau bahkan tidak ada yang menyambutnya. Mari kita jadikan nabi Nuh sebagai teladan.

Mari kita melanjutkan tadabur kita teman…
Kemudian nabi Nuh menjelaskan seni berdakwahnya. Mari kita simak pemaparan beliau:
“Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs Nuh 10-12)
Coba kita perhatikan teman..
Nabi nuh memberikan kabar gembira kepada kaumnya. Jika mereka merespon perintah Allah dan menyambut seruannya, maka mereka akan mendapatkan kebaikan di dunia ini sebelum di akhirat nanti. Seakan-akan beliau berkata kepada kaumnya, “BUkankah kalian mencintai dunia? Bukankah kalian terpikat kepadanya? Maka mohon ampunlah kepada Tuhan, agar kehidupan kalian menjadi baik dan berkembang!”

Kemudia Nabi Nuh beralih ke metode yang lain, beliau menyampaikan kekuasaan Allah swt..
“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?. Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?” (Qs Nuh: 13-16)

Kemudian disambung olehnya dengan kalimat;
“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudia Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (daripadanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (Qs Nuh: 17-18)

Nabi Nuh menyampaikan metode dengan memberikan kabar gembira, kemudian dilanjutkan dengan memberikan bukti kekuasaan Allah. Dan beliau juga menambahkan dengan hari akhir. Ya, salah satu bekal yang dapat kita gunakan dalam berdakwah.

Kemudian Nabi Nuh mengadu kepada Allah, beliau menjelaskan sebab kedustaan kaumnya. Beliau berkata:
Nuh berkata, ‘TUhanku, sesungguhnya mereka mendurhakaiku dan mereka (malah) mengikuti orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah kerugian baginya.” (Qs Nuh: 21)

Maka teman… ketika engkau mulai merasa penat, mengadulah kepada Allah. Tapi tunggu dulu, hitunglah dulu waktu yang telah engkau gunakan untuk berdakwah, sudah sebanyak apakah?. Sudah berapa banyak harta juga yang telah engkau infakkan untuk dakwah ini. Sudah sebanyak apakah?. Kalau masih terlalu sedikit, maka mari miliki rasa malu untuk mengeluh dan mengadu kepada Allah. Sungguh sangat sedikit amal dan cukup banyak waktu terbuang sia-sia. Rasanya belum pantas kita mengeluh kepada Allah.

Coba kita simak, nabi Nuh mengadu kepada Allah bahwa kaumnya mendustakan Allah dan mendurhakainya karena kaumnya sibuk mengurus harta dan anak-anak mereka dan ada juga yang ikut-ikutan seperti itu.

Dan terakhir teman, hal yang patut kita contoh adalah bahwa setiap aktivis dakwah harus mengiringi segala upaya, ikhtiar dan kerja-kerja dakwahnya dengan berdo’a kepada Allah  swt. Sebab teman yakinlah bahwa hidayah itu milik Allah. Bukan milik manusia. Tak ada seorang manusiapun berkuasa terhadap hati manusia lainnya. Tak ada daya dan upaya kita untuk membuat manusia beriman dan kembali kepada-Nya jika tanpa bantuan dan kehendak dari Allah swt.

Jadi bukanlah karena usahamu mereka beriman, dan engkau tidak berjasa sedikitpun jika ternyata ada manusia lain yang beriman kepada Allah karena-Mu. Karena Allah lah sumber hidayah dan Maha berkuasa. Maka mari teman.. tundukkan wajah kita, angkatlah tangan kita, buang jauh kesombongan kita…..
Mari kita berdo’a kepada Allah seperti do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Nuh;
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” (Qs Nuh: 28).

Ya, mari kita berdoa dan meluaskan do’a kita, seperti yang dilakukan oleh Nabi Nuh..
Nabi Nuh berdo’a untuk dirinya sendiri, orang tua, saudara, kaum mukminin dan mukminat.


*Tulisan ini tertuju khusus untuk diriku sendiri. Saat kubaca tulisannya Amru khalid yang mampu masuk ke relung hati, jiwa dan ruang fikirku…
Saat titik-titik itu mulai jatuh ditengah sujudku… saat kuresapi makna usia yang semakin berkurang sedangkan amal begitu sedikit dan begitu banyak waktu terbuang… tersia..

Ya Rabbi… ampunkah hamba…
Berilah tambahan kekuatan tekad dan keteguhan kepada hamba untuk selalu senantiasa berada di jalan kebenaran, jalan Para Nabi dan syuhada. Jalan yang akan menyelamatkan hamba di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar