"Islamic Quotes"

Rabu, Mei 25, 2011

Perdebatan Menghadirkan Kesombongan




After debat
Entah kenapa perdebatan tak pernah membuatku merasa tenang. Beda jika itu sebuah dialog yang dimulai dengan hati yang bersih dan murni karena kecintaan kepada Allah dan saudaranya. Bagaimanapun perbedaan pendapat dalam dialog maka akan selalu ada titik temu disana. Karena ia berangkat dari hal yang benar, yaitu bahwa apa yang saya fikirkan, ketahui, pahami dan rasakan belum tentu benar, dan bisa jadi apa yang orang lain fikirkan, ketahui, pahami dan rasakan bisa jadi benar. Ini yang mesti menjadi awal fikiran, perasaan dan tingkah kita. Bisa jadi orang lain benar.


Kadang hawa nafsu membutakan mata hati kita. Sehingga ketika kita merasa kita mampu memberikan fakta dan bukti serta mematahkan argumen lawan bicara kita, kita merasa menang dan lawan kita kalah. Kita merasa benar dan lawan kita salah. Kebenaran kita ukur dari sejauh mana kekuatan argumen kita dan banyaknya kita menampilkan ayat-ayat al-qur’an maupun hadist. Tapi satu yang kita lupa, bahwa bisa jadi kebenaran yang kita anggap benar itu merupakan sesuatu yang kurang benar. Kenapa? Karena Allah lah sang Pemilik Kebenaran. Allah berfirman dalam sebuah Surah :
“Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku mewahyukan kebenaran. Dia Maha Mengetahui segala yang ghaib” Qs 34: 48

Maka tugas kita sebagai manusia, hamba-Nya adalah bukan sekedar mampu menggunakan dalil (ayat Al-qur’an dan Hadist) sebagai bahan perdebatan. Tapi kita meminta kepada-Nya untuk memberikan ilham kedalam jiwa kita. Karena hawa nafsu sangat rentan memimpin kita. Ketika hawa nafsu bicara maka dia akan selalu menyuruh kepada perbuatan buruk. Menyakiti hati saudara kita dengan perkataan buruk, mencela, menghina, menisbatkan kata-kata tak layak dan paling buruk kita selalu merasa saya benar dan saya cerdas. Buktinya saya selalu bisa mematahkan argumen saudara saya, dan saya dapat menunjukkan dalil penguat argumen saya. Bukankah ini berarti kita sudah memakai pakaian Allah “KESOMBONGAN”?.


Mohon diingat bahwa hawa nafsu sahabat karibnya setan. Setan selalu ingin membuat anak cucu adam berselisih, bahkan saling bunuh. Tentu masih ingat kisah pembunuhan pertama di Muka Bumi ini. Ya, benar... kisah pembunuhan antar saudara kandung, yaitu Kabil dan Habil. Dan pemicu pertamanya adalah hawa nafsu yang memunculkan kedengkian dan ditambah bisikan setan yang selalu setia setiap saat menyesatkan manusia dan mengajak manusia mengikutinya. Ingat sekali lagi, hawa nafsu selalu mengajak kepada kesesatan, kecuali nafsu yang dirahmati Allah. Oleh karena itu sebagaimana hal yang sudah saya paparkan di depan. Maka berdo’alah kepada Allah agar selalu diberikan ilham menuju jalan ketaqwaan. Sebagaimana firman Allah:
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. “ Qs. 91:8

Meminjam kata seorang teman: “Apabila kesombongan sudah menyelimuti hati kita, pandangan kita terhadap orang lain akan cenderung menghinakan dan merendahkan”.
Bacalah sekali lagi. Bacalah ta’awudz dan basmallah dulu dan Mulailah dialog dengan hati terdalam kita, tinggalkan hawa nafsu terpinggir disudut gelap. Jangan disentuh hawa nafsumu. Beristigfarlah..
Kemudian bacalah kembali, Bukankah kalimat itu akan kita rasakan kebenarannya. Itulah yang akan kita rasakan ketika kita mulai memakai pakaian Allah. Kenapa hanya Allah yang boleh memakainya. Karena Allah yang berhak untuk sombong. Sedangkan kita??, tubuh kita, wajah kita, harta kita, otak kita, kefasihan lisan kita, udara yang kita hirup, pemandangan yang kita lihat semua milik-Nya yang Dia pinjamkan sesaat untuk kita. Tidak ada yang kita miliki di dunia ini... tidak ada...

Hidupkanlah rasa malu, jika kita mulai melangkah ke arah perasaan merasa paling benar. Hidupkanlah jiwa kita dengan istigfar jika kita mulai berfikir kita benar. Tumbuhkan dalam jiwa bahwa kebenaran milik Allah, bukan milik kita, dan hanya Allah sang Pemilik kebenaran yang dapat menunjukkan kita kepada kebenaran itu sendiri.

Ketika kita mulai dengan perasaan itu, maka kita akan belajar mendengarkan dengan hati, jiwa dan pikiran yang jernih. Kita akan terjauh dari bujuk rayu hawa nafsu dan juga teman karibnya : Setan.
Dan bacalah hadist ini:
“Ada tiga perkara yang membinasakan, yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri.” (HR. Athabrani dan Anas)

Kesombongan itu sesuatu yang sangat halus. Ia tumbuh dengan perlahan dari kecil kemudian membesar, bahkan kita tidak menyadarinya. Ketika jiwa mulai tidak merasakan ketenangan, kedamaian dan kebijaksanaan, tapi yang dirasakan perasaan ingin membalas dan merendahkan, menghinakan serta menjatuhkan saudara/ lawan bicara. Hati-hati...
Berhati-hatilah... pada saat itulah kita sudah memasukkan tubuh kita sedikit demi sedikit kedalam pakaian kesombongan. Maka ketika hal itu terjadi kita hanya akan mendapatkan kemurkaan dari Allah.
Bersegeralah melepaskannya. Tinggalkan jeratan setan dan hawa nafsu. Berwudhulah... beristigfarlah... menjauhlah... sampai kau merasakan ketenangan dan kententeraman.
Ingatlah firman Allah yang ini:
“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. Qs 39:23

mulailah mengingat Allah sebanyak-banyaknya...

meminjam sajak seorang teman (Vitha Civtany):
Tak perlu lagi kutanya hujan yang mengabarkan mimpi
dan termenung di malam pekat

sekedar memastikan kesalahan
melihat diri dipermain kebodohan


aku yang tak bisa melihat
tepat di mata kejujuran sekejab hilang
karna tak pernah ada lagi kunci
menembusi dinding hati bernama telepati


setiap aku menapakkan kaki kini  kuhapus jejaknya
agar tersadar tak tergurat luka merentang
biar tak lagi kulipat kebahagiaan yang penuh warna
dan tak perlu minta maaf selain kepadaNya

jika surgalah yang kita inginkan menjadi hadiah terindah dari Allah untuk kita, maka bacalah hadist ini:
“Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan. (HR. Muslim)



*syukron untuk seorang saudara yang menasehati dalam diamnya dan juga dalam curhatnya. Sehingga diri yang dhoif ini mendapatkan jawaban kenapa perasaan tidak tenang itu hadir...
26 mei 2011
@Bumi Khatulistiwa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar