"Islamic Quotes"

Selasa, Mei 03, 2011

Adab-adab Interaksi (Surah Al-Hujurat)


Surah Al-Hujurat berbicara tentang adab-adab interaksi, terutama interaksi dengan Nabi SAW. Dengan begitu, kita dapat memahami rangkaian tiga surat dan hubungan antara satu dengan lainnya, dimana Nabi SAW aalah fokus bahasannya.
Surat Muhammad menjelaskan bahwa mengikuti Nabi SAW adalah bukti diterimanya amal. Surat Al-Fath menjelaskan sifat-sifat orang-orang yang mendapatkan kemenangan, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia…”. Sedangkan surah Al-Hujurat memberikan pesan, “Wahai orang yang akan mendapatkan kemenangan, hiasilah diri dengan adab-adab sosial, terutama adab kepada Nabi SAW.”
Seolah-olah beberapa sifat yang disebutkan di akhir surat Al-Fath, pengorbanan dan kesungguhan, serta keseimbangan antara ibadah dan keberhasilan dalam kehidupan, masih membutuhkan penyempurnaan. Adapun penyempurnaannya adalah sifat-sifat yang terkait dengan moral dan tata krama (adab) yang disebutkan daam surat Al-Hujurat.

Pertama: Adab terhadap syariat
Surah Al-Hujurat adalah surah cita rasa dan tatakrama dalam setiap kondisi. Adab pertama yang harus diperhatikan adalah adab terhadap syariat Allah swt, Yaitu ; “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS 49:1)
                Ayat ini berkata kepada para sahabat, “Janganlah kalian tergesa-gesa meminta turunnya wahyu, beradablah terhadap syariat, terhadap Allah dan Rasul-Nya.”
                Penerapan ayat ini dalam kehidupan kita adalah tunduk pada syariat Allah dan Sunnah Nabi-Nya, tanpa melakukan pelanggaran terhadap keduanya.


Kedua: Adab terhadap Nabi SAW
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (Qs 49:2)
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka ituah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa (QS 49: 3)
“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu) kebanyakan mereka tidak mengerti. Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS 49:4-5)

Ketiga: Adab terhadap berita
Adab terhadap berita yaitu tidak mentransfer berita, mengulangnya dan menyimpulkan hukum atau sikap darinya, sebelum memastikan kebenarannya.
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Qs 49:6

Keempat: Adab terhadap Sesama Mukmin
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara…. “
Persaudaraan karena iman dapat menguatkan dan mengokohkan ikatan manusia, antara satu dengan lainnya, termasuk memperkuat keimanan. Tanpa persaudaraan akan terjadi banyak perselisihan dan iman pun melemah ….

Kelima: Mendamaikan yang berselisih
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah …(Qs 49:9)

Keenam: Adab Berinteraksi
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-ngolok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang memperolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (Qs 49:11)

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (Qs 49:12)

Ketujuh: Adab terhadap seluruh manusia
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. “ Qs 49:13

Sebarkan Akhlak islam.
                Sebagai catatan, mengapa tatakrama (adab) pergaulan dengan sesama manusia diakhirkan? Padahal ini lebih umum dari adab-adab yang dijelaskan lebih dulu. Hikmahnya adalah setelah memperbaiki diri serta meluruskan hubungan dengan Nabi saw dan saudara seiman, mulailah bergerak ke berbagai penjuru bumi, dan perkenalkan akhlak Islam kepada dunia. Ketika moralitas dan sifat baik telah memenuhi jiwa, hingga melimpah kepada orang lain, maka penghormatan dari umat manusia dan kemuliaannya akan kita dapatkan.

Kedelapan: Adab Interaksi dengan Allah
                Adab terakhir yang disebutkan oleh Surah Al-Hujurat adalah hubungan dengan Allah dapat direalisasikan dengan meresapi nikmat iman sebagai pemberian dan karunia dari Allah. Jangan sampai seseorang merasa telah berjasa kepada Allah swt dengan keimananna, sebab Dia-lah pemilik segala jasa dan kemulian. “Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, “Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah Dia-lah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.” Qs. 49: 17

taken from Khowatir qur'aniyah. penulis Amru Khalid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar