Tulisan ini saya tulis
berdasarkan pengalaman pribadi saya sebagai seorang teacher at elementary
school. Pengajaran bahasa inggris yang baik untuk anak-anak adalah ketika
mereka tidak sadar kalau mereka sedang belajar. Tapi lebih merasa bahwa belajar
adalah sebuah aktifitas alami yang tidak perlu membutuhkan banyak energi tapi
sebuah aktifitas yang menantang, menyenangkan dan tidak membosankan.
Guru
bahasa inggris at elementary school mesti menyadari bahwa bahasa adalah alat
komunikasi. Jadi belajar bahasa inggris harus juga dibarengi dengan praktek
langsung dalam kehidupan sehari-hari minimal dalam kehidupan anak-anak didik di
sekolah. Mereka minimal bisa mengucapkan atau mempraktekkan skill berbahasa
mereka untuk hal-hal sederhana. Maka dari itu materi-materi yang sangat dekat
dengan kehidupan keseharian mereka harus ditonjolkan. Selain itu mereka juga
memahami tentang kondisi lokal daerah mereka.
Salah
satu hal yang ingin saya bahas disini adalah misalnya ketika kita berbicara
tentang topik buah-buahan. Anak-anak mesti tahu apa saja buah-buahan khas daerah mereka. Karena itu
real life atau real material untuk mereka. Mereka melihat buah itu dan mereka
pernah merasakan bagaimana rasa buah tersebut, mereka tahu bentuknya, mereka
tahu warnanya dan mereka pernah memegang buah-buahan tersebut. Sehingga
kemungkinan besar belajar bahasa inggris bukan hanya sekedar transfer ilmu bagi
mereka tapi sudah menyatu dengan kehidupan mereka, sehingga bahasa inggris
tidak hanya sekedar sebagai sebuah hafalan kosakata bagi mereka tapi sebuah
tantangan berbahasa.
Banyak
kita temukan anak-anak yang duduk di SMU, SMP atau bahkan Perguruan Tinggi
masih malu untuk mengucapkan kata-kata dalam bahasa inggris. Kenapa?. Karena
mereka belajar bahasa inggris sebagai sebuah pengetahuan bukan sebagai skill
berbahasa atau sebuah skill berkomunikasi. Maka menjadi sebuah tantangan bagi
guru bahasa inggris at elementary school untuk menjadikan anak-anak didiknya
memiliki kemampuan berbahasa ini.
Sebagai
guru bahasa inggris, kita bisa memulai dengan hal yang sangat sederhana.
Misalkan kita akan membahas topik tentang fruit. Bisa saja kita minta kepada
anak-anak didik untuk membawa bermacam-macam buah yang mereka punya. Nah, saya
pernah mempraktekkan hal ini kepada siswa saya yang duduk di kelas lima. Saya
meminta mereka untuk membawa beberapa buah-buahan yang mereka punya. Pada saat
itu saya akan mengajarkan beberapa kata kerja. Yang diantaranya: wash, take, peel, cut and eat. Kata
kerja yang sangat sederhana.
Ketika
di dalam kelas, saya menyiapkan satu baskom air dan sebuah pisau. Saya bertanya
kepada anak-anak (tentunya menggunakan bahasa inggris) apakah mereka membawa
buah-buahan. Walaupun kadang mereka tidak mengerti mereka dapat menangkap
maksud kita lewat gesture kita. Ada beberapa siswa yang menjawab dengan baik.
Dan kita mesti meresponnya, karena dengan respon itulah anak-anak yang tidak
paham akan segera menangkap apa maksud kita. Kemudian kita bisa berkeliling
untuk melihat buah-buah apa saja yang mereka bawa. Dan menyebutkan nama buah-buahan
itu keras-keras. Akan banyak kemungkinan anak-anak itu membawa buah yang sama,
jika hal itu terjadi jangan dipermasalahkan. Karena dengan pengulangan
pengucapan nama-nama buah tersebut anak-anak akan bisa menjawab langsung tanpa
ada bing ketika mereka ditanya buah
apa ini. Karena mereka tidak menghafal, tapi pembelajaran itu masuk ke otak
bawah sadar mereka. Sehingga responnya akan lebih cepat dibandingkan jika
mereka menghafal.
Setelah
berkeliling, kita bisa meminjam sebuah buah kepada anak-anak (tentunya
menggunakan bahasa inggris dengan ungkapan peminjaman yang baik). Untuk
meminjam buah ini, untuk pertama kali kita memilih anak-anak yang responnya
cukup baik, atau siswa yang agak lebih memahami daripada siswa yang belum. Kenapa?
Karena hal Ini akan memudahkan anak-anak dalam menilai apakah pembelajaran ini
sulit ataukah tidak. Karena respon pertama akan sangat berdampak pada
pembelajaran selanjutnya. Ya, setelah kita meminjam buah tersebut dengan
ungkapan, “May I lend your mango?”. Dan
jangan lupa mengucapkan terima kasih karena ketika mengajarkan skill berbahasa
inggris, kita juga bisa memasukkan penanaman sikap dan karakter yang baik bagi
siswa.
Di dalam
pengajaran bahasa inggris, seorang guru bahasa inggris harus kreatif memasukkan
ilmu dan nilai dalam ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Kita harus sadar
bahwa ketika kita berada di dalam kelas, kita sedang membuat siswa memiliki pengalaman
belajar. Jadi bukan hasil yang dituntut disini, tapi lebih kepada proses
belajar. Maka sikap kita dan sikap siswa harus diperhatikan secara seksama.
Sekarang
kita kembali kepada pembahasan tentang pengajaran skill berbahasa inggris kepada
siswa dengan tema fruit. Untuk mengajarkan beberapa kata kerja yang saya
sebutkan di atas, guru terlebih dahulu meminjam buah tentunya dari anak-anak,
maka guru bisa meminta siswa untuk memperhatikan dengan seksama apa yang sedang
dilakukan oleh guru. Ketika akan mengajarkan kata wash, maka guru menyebutkan kata itu dengan keras beberapa kali
sambil mencuci buah tersebut. Begitu juga dengan kata peel, cut dan eat. Guru menyebutkan
kata-kata itu dan melakukan hal tersebut beberapa kali. Lalu guru bisa meminta
siswa menyebutkan kata-kata tersebut beberapa kali, sambil guru mempraktekkan
penggunaan kata-kata tersebut dalam bentuk perbuatan yang nyata. Untuk kata
eat, guru akan memakan buah tersebut, nah untuk memasukkan nilai-nilai agama,
yaitu berdo’a sebelum makan, maka ketika buah sudah berada di dekat mulut dalam
posisi akan dimakan guru bisa menambahkan kata, “Say Basmallah” first.
Pengalaman
saya, kegiatan belajar seperti ini sangat menarik minat siswa, sangat banyak
siswa yang segera menunjuk jarinya untuk maju ke depan. Mereka berlomba-lomba ingin
mempraktekkan langsung. He.. he. Mungkin juga karena ada aktivitas makannya
ya??. Sebagai guru kita harus memastikan bahwa anak didik kita sudah menangkap
pembelajaran tersebut dan memiliki skill berbahasa. Ya, kadang untuk
pembelajaran seperti ini membutuhkan waktu yang lama. Menurut saya, sebaiknya
setiap anak merasakan aktifitas tersebut. Agar mereka punya pengalaman belajar.
Dan bisa melatih anak yang pemalu untuk tampil kedepan.
Sedikit
tapi bermakna dan menginternalisasi sebaiknya menjadi motto kita sebagai guru
bahasa inggris pada level elementary.
dian mw speak2 english bu..tapi susah amat gak...whehe
BalasHapus