"Islamic Quotes"

Minggu, November 07, 2010

Duhai Akhwat: Aku Belajar Tentang Bab Ketegaran Darimu!


 Sebut saja Niar namanya. Seorang akhwat yang turut memberi pembelajaran berharga dalam perjalanan kehidupanku. Aku ingat pertama kali bertemu dengannya di fakultas termuda di kampusku. Waktu itu merupakan tahun-tahun terakhirku di kampus. Dan aku berkunjung ke fakultas yang dekat dengan fakultasku. Ya, sekedar mengecek kebenaran informasi dari temanku, bahwa disitu ngenet nya murah banget se jam. Cuma seribu perak. Dan untuk membuktikannya berkunjunglah aku ke fakultas tersebut.

Ketika berjalan di koridor fakultas baru itu, aku melihat seorang akhwat berjalan dengan cepat dan dengan senyum sumringah iya berkata, “Kak Yeti”. Aku pada saat itu tersenyum dan berkata, “Hai”. Pada saat itu aku mencoba mengingat pernah berkenalan dimana? Kok dia bisa tahu namaku, sedangkan aku tidak??
Hemmm .. apakah aku punya penyakit baru??  (hehehe.. lupa wajah dan nama orang??).
Itulah awal pertemuanku dengannya. Dan semakin hari semakin sering, karena aku rada ketagihan ngenet disitu. Anak yang supel, suka tersenyum dan ceria (sanguin banget dah pokoknya).

                Tahun berganti tahun, akupun agak akrab dengannya. Sering satu kepanitiaan, dan kami juga satu kecamatan yang membuat kami kadang bersama dalam beberapa kegiatan. Dan akupun semakin mengenalnya.

                Setahun terakhir ini aku semakin dekat dengannya. Ya, memang watakku mudah menyesuaikan karakter. Apalagi kalau ketemu sama sanguinis,,… wah bisa ikutan heboh dah. Semakin akrab dengan akhwat ini, aku semakin mengenal karakternya. Apalagi setelah kupancing-pancing berhasil juga mengungkap sisi lain dari kepribadiannya.

                Kepribadian yang tak jauh beda dengan seorang sahabat dekatku di Mempawah. Orang yang kelihatan kuat, bisa diandalkan, cepat, tangkas, ceria dan mampu berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Padahal jika kita sensitif, kita akan sadar bahwa mereka menyembunyikan sisi lain di balik karakter tersebut.

                Akhwat ini membuatku belajar, bahwa kadang kita tak perlu heboh mengumbar kesedihan dan persoalan hidup yang kita hadapi. Cukuplah Allah menjadi penenang dan tempat mengadu. Ehm.. aku saja butuh beberapa waktu untuk masuk ke “dunia ”nya yang lain dan mengorek sedikit kisah hidupnya. Dan berhasil juga…! sosok yang kuat ini begitu tegar, bagaimana tidak? Dia harus mampu menggantikan peran ayah sekaligus ibu bagi adik-adiknya. Ya, karena ayahnya sudah meninggal ketika dia SMA dan ibunya sedang sakit-sakitan dan tidak bisa bergerak banyak. Dia mengatur urusan ke rumahtanggaan, keuangan dan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan keseharian keluarganya. Disamping itu ia juga harus berjuang menyelesaikan skripsi, bekerja dan aktifitas lain di usia yang tergolong muda. Jika orang tidak benar-benar mengenalnya, maka ia akan mengira bahwa akhwat ini tanpa masalah karena selalu terlihat tegar dan ceria.

                Beberapa minggu yang lalu dia bertanya kepadaku tentang adat-adat yang ada di keluarganya. Agar tidak salah tafsir, kubawakan saja dia sebuah buku fiqh. Ya, maksudku agar dia dapat mendapatkan jawabannya lebih komplit. Dan hari itu kami berbicara tentang banyak hal. Walaupun kadang ngalar ngidul. Tapi ada beberapa poin penting tentang masa depan yang kutanyakan padanya.

                Hari ini, berita kejutan datang padaku jam 5.36. ah.. aku merasa malu, karena baru membaca smsnya jam 7.00 pagi. Langsung saja kutelpon dia, dan memastikan kabarnya. Ternyata memang benar. Kabar itupun kusebar ke nomor HP yang ada di phonebookku.

                Ukhti, tahukah engkau, aku bangga mengenalmu. Karena Allah menitipkan pembelajaran berharga untukku lewatmu. Pembelajaran tentang perjuangan dan ketegaran.
                Aku yakin ketika Allah menakdirkan hal ini terjadi, itu karena Allah tahu bahwa kau kuat, kau hebat dan kau mampu untuk memikul beban tanggung jawab itu. Jangan remehkan kepercayaan Allah kepadamu. Sadarkah engkau bahwa Allah telah mentrainingmu dari tahun 2004 itu. Sejak ibumu sakit.

                Ah… bahagianya engkau menjadi orang terpilih. Tak semua orang bisa sepertimu, dan tidak semua orang bisa melalui hal ini dengan baik seperti yang telah engkau lakukan selama ini.
                Ehm.. ingatlah sebuah lagu, “apapun yang terjadi, Allahkan selalu ada untukmu. Janganlah kau bersedih coz everything gonna be ok.
                Ya , semuannya akan baik-baik saja, yakinlah Allah tak akan pernah meninggalkanmu sendirian. Cobalah lihat sekelilingmu… ada saudara-saudara perjuanganmu. Dimana saja kau berada, ada saudaramu… yang memapahmu saat kau jatuh, yang menopangmu saat goyah. Yang mengingatkanmu saat kau alpa. Yang dapat kau genggam tangannya, yang dapat kau rebahkan kepalamu.

                Ah… tapi ketika kulihat sosok dan wajahmu tadi sore. Aku yakin kau telah menjadi sekuat karang dan sekokoh gunung sekarang. Jangan sia-siakan kepercayaan yang Allah berikan kepadamu. Berikan hadiah terindah bagi kedua orang tuamu yang telah membesarkanmu dengan menjadikan dirimu dan adik-adikmu layak disebut anak sholeha. Karena dengan itulah kau dapat membahagiakan kedua orang tuamu.


Borneo, 7 Oktober 2010
21.00



Tidak ada komentar:

Posting Komentar