Anda tentu pernah melihat uang logam. Entah itu yang
seratus perak, dua ratus perak, lima ratus perak ataupun keping uang logam yang
terbaru yaitu seribu perak. Apa yang anda lihat??
Tentunya jawabannya
tergantung dari sisi mana anda melihat keping tersebut. Nah, sebenarnya kita
perlu banyak belajar dari keping uang logam ini. Karena setiap keping uang
punya sisi yang berbeda tapi tetap satu kesatuan.
Begitulah aku memandang gerakan
HT dan gerakan Tarbiyah. Berbeda tapi tetap satu kesatuan pada dasarnya. Tapi sayangnya
perbedaan yang sebenarnya menyatukan ini belum disadari oleh kedua gerakan ini.
Kedua gerakan masih sibuk mempeributkan perbedaan yang tampak. Ibarat kita sedang
memandang sisi uang. Maka supaya padangan itu menyeluruh maka perlu memandang
dari kedua sisi mata uang tersebut.
Yang terjadi hari ini, gerakan
HT memandang mata uang pada sisinya, dan memaparkan apa fakta yang terlihat
dari sisi mata uang yang dilihatnya. Sedangkan gerakan tarbiyah memandang dari
sisi yang lain. Gerakan tarbiyah juga memaparkan fakta yang terlihat dari sisi
mata uang yang dilihatnya. Sehingga masing-masing kelihatan saling bertolak
belakang. Kenapa??? karena mereka
melihat pada sisi masing-masing dan dengan kacamata masing-masing. Jika hal ini
terus berlanjut, maka yang terjadi adalah perdebatan, dialog atau diskusi yang
tidak akan menemukan titik temu. Dan punya potensi untuk terpecah belah, “berperang” dengan saudara sendiri dan tidak menjadi
wihdatul ummah. Karena sama-sama berangkat pada sisi yang berbeda dan cara
pandang yang berbeda.
Amat disayangkan, kedua gerakan
yang sejatinya satu kesatuan ini tidak bisa bersatu dan bersinergis. Atau minimal
membentuk suatu aliansi ideologis. Karena menurut saya dengan bersinerginya
kedua gerakan ini maka cita-cita gerakan yang sama yaitu : Kebangkitan Islam
dan Kemenangan Islam akan dapat dicapai dan diperoleh.
Lantas apa yang mesti dilakukan
oleh kedua gerakan untuk mulai bersinergi??
Kedua
gerakan ini mesti memulai dengan sebuah I’tiqad baik. Sebuah husnudzhon. Dan mulai
belajar untuk melihat sesuatu dari sisi yang berbeda. Seperti kedua sisi mata
uang yang berbeda tapi tak pernah bertemu walaupun mereka satu-kesatuan dan
tetap menjalankan peran masing-masing. Nah begitulah yang harus dilakukan kedua
gerakan, tidak usah meributkan perbedaan, tapi mulai untuk membuat agenda
bersama yang berhubungan erat dengan pencapaian tujuan walaupun hal itu sangat sederhana.
Sebenarnya ada satu cara lain
yang dapat dilakukan kedua sisi mata uang untuk bisa melihat satu sama lain. Kedua
sisi tersebut membutuhkan sebuah bantuan, yaitu sebuah kaca. Ya, kaca. Kaca yang
bisa membuat kedua gerakan tersebut bisa saling melihat dari sisi yang berbeda.
Bahwa apa yang mereka lihat secara kasat mata dan fakta yang ada yang hanya
terlihat pada satu sisinya saja, ternyata benar. Dan apa yang gerakan lain
lihat secara kasat mata dan fakta yang dipaparkan oleh gerakan lain atas
kebenaran argumentasinya pada sisi yang lain ternyata juga benar. Nah, jika kedua gerakan sudah melihat
kedua sisi dan mengetahui bahwa ternyata kedua-duanya sama-sama benar, hanya
berbeda pada tampakan tapi tidak berbeda fungsi maka kenapa mesti sulit untuk
bersinergi.
Ya dibutuhkan saat ini oleh
kedua gerakan adalah mau untuk melihat dari sisi berbeda dan percaya bahwa apa
yang dilakukan oleh masing-masing gerakan adalah benar. Dan setelah itu mereka
dapat bersinergi, bahu membahu untuk menegakkan khilafah islamiyah dengan cara
dan metode masing-masing. Apapun metode yang dipilih oleh masing-masing gerakan
tentunya sudah melalui diskusi dan musyawarah oleh orang-orang memiliki kafaah
di masing-masing gerakan. Itu yang seharusnya dilakukan oleh kedua gerakan:
Berprasangka baik. Setelah itu mulai untuk mendiskusikan peran-peran gerakan
yang lebih strategis, solutif dan produktif untuk mencapai cita-cita dakwah.
Kalau hal ini terjadi saya yakin
bahwa kemenangan dan kebangkitan islam akan segera tercapai.
Pertanyaannya, maukah
kita mencoba??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar