Hari itu saya mengajar disebuah kelas. Sedang asyiknya proses belajar
mengajar, saya dikejutkan oleh sebuah lagu. Ini bukan lagu sembarangan, tapi
sebuah lagu Rock. Karena kaget saya pergi keluar kelas untuk melihat siapakah pemilik
HP yang menyalakan HP tersebut. Ternyata, beberapa orang murid saya yang sedang
duduk di kelas VI yang sedang mendengarkan lagu tersebut. Karena merasa
terganggu, dan juga saya sekarang tidak suka dengan musik rock (karena sudah
tahu dampak negatifnya) maka saya menegur murid-murid saya tersebut. Dan
akhirnya musik keras yang memekakkan telinga itupun berhenti…
Wah.. lega
Tak lama berselang.., kembali terdengar suara musik yang sama. Dan
parahnya lagi suara itu melewati kelas saya. Saya kembali kaget, karena baru
kali ini musik-musik seperti itu terdengar di sekolah saya. Kembali saya keluar
kelas, dan lagi ternyata siswa-siswa tersebut. Dan kembali saya menegur mereka
disertai sedikit ancaman (yang ini gak boleh ditiru ya :D ). Musik kembali
berhenti, tapi ternyata teguran dan ancaman saya tidak berhasil, mereka kembali
mendengarkan musik di kelas mereka. Karena memang pada saat itu sedang tidak
ada guru yang mengajar di kelas mereka.
Huffff…
Saya menghela nafas, mencoba mengatur strategi. Kebetulan habis istirahat
nanti saya akan masuk ke kelas tersebut. Dalam hati saya berdo’a, “Ya Allah,
bantulah hamba”. Dan akhirnya saya langkahkan kaki memasuki kelas tersebut.
Saya tidak banyak bicara. Diam dan memperhatikan mereka. Dari mimik muka
mereka, saya tahu mereka sudah mempersiapkan diri untuk dimarahi atau
diceramahi. Dan saya memilih untuk tidak melakukan keduannya, karena saya tahu
memarahi dan menceramahi tidak akan berhasil.
Akhirnya hari itu, saya memulai dengan bercerita. Cerita tentang isi sebuah
buku, “The Magic of Water”. Saya berkata kepada mereka, “nak, pernah dengar
bahwa air bisa merespon kata-kata kita?”. Kulihat wajah mereka yang tadinya
sudah menunjukkan pertahanan diri mulai mengendur dan berbalik, mulai
menunjukkan minat untuk mendengar. Ada beberapa siswa yang menjawab, “belum
pernah bu?”. Tapi siswa-siswa yang saya maksud itu tidak merespon. Mereka hanya
diam, tapi saya melihat tanda-tanda positif, dan akhirnya saya putuskan untuk
melanjutkan cerita tentang air. Saya berkata kepada mereka, “ternyata… air itu
bisa merespon ucapan kita loh?. Dan ini telah dibuktikan oleh seorang ilmuwan
dari jepang. Ilmuwan ini lebih tinggi ilmunya dari ibu, dan dia bukan beragama
islam. Nah, ilmuwan ini menempatkan beberapa air dalam sebuah wadah. Sambil
mengatakan hal tersebut, saya mengajak mereka berimajinasi, bergerak
seakan-akan menempatkan 4 buah gelas di hadapan mereka. Lalu saya lanjutkan
ceritanya, “kemudian dihadapan gelas-gelas tersebut ditempatkan sebuah tape
recorder. Nah di hadapan gelas pertama ini dibunyikan sebuah musik keras. Ya
sejenis grup music inilah…(sambil nyebutin grup musik yang masih saya ingat,
tapi rada sulit juga, soalnya sudah pada lupa euy)
Terus di gelas kedua dinyalakan musik lembut. Sedangkan di hadapan gelas
ketiga dinyalakan kaset yang isinya kata-kata yang baik, dan yang keempat
dibunyikan kaset yang isinya do’a-do’a yang salah satunya diambil dari
al-qur’an.” Dan tahu gak kalian apa yang terjadi pada gelas-gelas tersebut?
Kulihat wajah mereka ada yang semakin tertarik, ada yang pura-pura tidak
tertarik padahal sebenarnya tertarik. Ada yang tanpa ekspresi. Tapi 70 % mereka
ingin tahu kelanjutan ceritanya.
“anak-anak, “ saya mulai berbicara
lagi. “Air itu bisa berbentuk”. Ternyata di gelas pertama yang dinyalakan musik
rock, ketika diteliti oleh peneliti dengan menggunakan alat seperti mikroskop,
bentuk air itu hancur. Sangat tidak enak dilihat. Sedangkan pada air yang
berada di gelas yang didepannya dinyalakan musik lembut, bentuknya air berubah
menjadi agak baik. Kemudian di gelas ketiga airnya berubah menjadi lebih baik
lagi, dan di gelas ke empat… ini yang luar biasa. Airnya membentuk sebuah
bentuk yang indah. Hexagonal… seperti sebuah diamond… berlian…
“Nah, anak-anak. Air saja bisa merespon apa yang dia dengar, apakah itu
musik keras, lembut, kata-kata yang baik, dan do’a. coba sekarang lihat tubuh
kita. Tubuh kita sebagian besar berisi air. Apakah itu bentuknya darah atau
cairan. Coba bayangkan apa jadinya jika kita sering mendengarkan musik-musik
keras? Wah… bakalan hancur. Kita akan menjadi anak-anak yang keras, gak mau
mendengar nasehat, sulit menahan marah dan senangnya berantem aja. Jadi kita
mesti sering-sering mendengar Al-qur’an agar lebih tenang dan menjadi anak yang
baik, penyanyang dan pintar.
Kemudian, saya ceritakan tentang kisah terbentuknya pulau solomon. Dan kisah
seorang anak usia 8 tahun yang sudah hafal al-qur’an 30 juz dan bergelar
profesor. Saya ceritakan bahwa anak itu selalu dijaga pendengarannya oleh
ibunya sejak dari dalam kandungan. Sering mendengar ayat-ayat suci al-qur’an. Lalu
kulanjutkan dengan sebuah kalimat, kalau anak itu bisa tentunya kalian juga
akan bisa. Kulihat lagi wajah mereka,
ada yang masih datar, ada yang mulai berfikir. Dan yang tak kusangka, anak yang
paling nakal dan wajahnya datar tadi bertanya, “tapi kamek gak ada punye MP3
nya isinya al-qur’an miss?. Siswa yang lainpun turut mengiyakan. Dalam hati
saya berujar, “Alhamdulillah”.. nice step. Dan langsung kusambut pertanyaannya,
ibu ada punya mp3 al-qur’an, kalau kalian mau coba kumpulkan HPnya biar ibu
bluetooth kan.
“Nanti miss ambil HP nya?”. Saya sudah tersenyum. Memang beberapa kali ada
yang pernah saya sita HP nya. Dan saya jawab, “Ndak, miss hanya transfer saja”.
Dan akhirnya seluruh siswa yang punya HP mengumpulkan HP nya kepada saya. Dan sibuklah
saya mentransfer ayat-ayat Al-qur’an tersebut.
Dan ketika akan pulang, ada siswa yang langsung menyalakan MP3 surah
Ar-Rahman…
Alhamdulillah… ternyata hanya perlu didialogkan. Ya Rabbi, jadikanlah
anak-anak didikku menjadi anak-anak yang sholeh dan sholeha, penyejuk hati orang
tua, cerdas dan beriman. Aamiin
Betapa anak-anak memerlukan seorang dewasa yang peduli dan mau membimbing mereka agar tak salah dalam meresponhal-hal negatif dari lingkungan :)
BalasHapusitulah tantangan dakwah di dunia sekolah ta...
BalasHapusperihnya hati melihat strategi penghancuran generasi muda islam..
mari berjuang sekuat tenaga...