Hari ini adalah hari kedua shaum yaumil bith (shaum tengah
bulan). Hari pertama shaum saya berbuka dengan cara berbeda. Sambil menunggu
adzhan maghrib di Muhtadin dan juga menunggu beberapa teman saya mencoba meresapi
kembali nuansa dakwah di Muhtadin ini. Dari rapat organisasi, terus
kajian-kajian bahkan persiapan aksi juga disini. Ingat dulu waktu masih
semester awal, saya ngekos dan sering berbuka di Muhtadin ini ketika bulan Ramadhan.
Serasa balik ke masa lalu. Memang masa lalu indah untuk dikenang. Bahkan kisah
sedih, marah, kecewa, semangat, sabar dan segalanya terasa indah untuk dikenang
dan menjadikan kita merasa terharu. Pada hari pertama shaum yaumil bith di
bulan ini saya berbuka di Muhtadin karena saya dan teman-teman rencananya mau
memenuhi undangan dari seorang senior. Kebetulan selesai acara walimahannya jam
20.00 jadi kami memutuskan pergi kesana ba’da maghrib. Wah,,, seru juga. Sudah lama
gak keluar malam dan sudah lama juga gak ngebut. Sayangnya deru gak dibawa,
jadi gak bisa berbagi rasa. ^_^
Hari ini hari kedua puasa yaumil bith. Alhamdulillah, hari
ini saya libur. Akhirnya Allah memberikan saya nikmat untuk tidak pergi ke
Sekolah, tapi untuk dirumah. Memang sudah lama saya meminta suasana seperti
ini. Berada di rumah. Hari ini, bunda mengajak ke pasar, kebetulan ada beberapa
barang yang akan dibeli. Sambil menunggu bunda, dan kebetulan adzhan, saya
pergi sholat di Masjid dekat Harum Manis. Jadi ingat, dulu waktu Ramadhan di
bagian 10 terakhir pernah mengadakan agenda I’tiqaf akhwat disini. Dan memang
agak sering sholat disini, jika pergi ke pasar. Kebetulan masjid ini
menyediakan tempat wudhu terpisah untuk para wanita. Tapi tempatnya kecil
banget. Karena khawatir akhirnya saya kunci pintu tersebut. Biasanya jika ada
perempuan lain yang akan sholat dia akan mengetuk pintu. Ketika sedang
mengambil wudhu, saya mendengar seorang wanita marah-marah. Dari suaranya saya
rasa wanita ini adalah wanita tua dan berbadan besar. Dia memarahi penjaga
masjid ini karena mengunci pintu wudhu wanita. Saya kaget, akhirnya saya buka
pintu tersebut, hanya karena belum berpakaian lengkap saya tidak berani keluar.
Akhirnya penjaga masjid yang merupakan seorang pemuda itu berbalik marah karena
dikasari, dimarahi oleh ibu tersebut. Dan apa yang terjadi si pemuda menuju
tempat wudhu wanita dan membukanya. Dan bisa dibuka, lalu di balik marah kepada
ibu tersebut. Dan ibu tersebut ternyata lebih marah lagi. Kalimat makian yang
tak pantas keluar, bahkan dia mengatai pemuda tersebut hanya penjaga masjid dan
mencari makan dari masjid ini. Saya yang mendengarnya merasa kasihan dengan
pemuda tersebut, begitu juga para jama’ah yang lain.
Ketika saya bertemu muka dengan wanita tersebut, ternyata
tepat dengan gambaran saya, hanya saja agak lebih muda dari yang saya
bayangkan. Dan kagetnya saya dia memakai seragam dinas. Hufffffffff… saya
menghela nafas. Merasa bersalah juga kepada sang pemuda karena sayalah penyebab
dia dimarahi.
Lalu saya kembali menjemput bunda dan pulang ke rumah. Nah di
hari kedua ini begitu banyak cerita. Dari FB dan dunia nyata. Yang kalau saya
ambil hikmahnya: kadang kita suka berucap tanpa berfikir, menjadikan emosi
menguasai diri kita. Dan tidak ada seorang manusiapun yang suka dikasari,
bahkan preman, penjahat ataupun orang-orang yang suka berkata kasar. Karena pada
hakekatnya manusia menyukai kelembutan, karena itu adalah fitrah manusiawi.
Benar-benar berada di rumah waktu berbuka baru kali ini lagi
saya rasakan. Bahagia…^_^
Bunda memasakkanku puding. Dan saya memasak sayur kangkung. Sayur
kangkung tumis memang salah satu favorite saya. Dan ayahku menangkapkanku beberapa
ekor ikan yang ada di kolam belakang rumah. Ya, kami memang orang-orang yang
sederhana dan menyukai kesederhanaan. Ayah menangkapkan ikan lele dan sepat
shiam untukku. Saya lalu menggorengnya. Dan sekaligus membuat sambal dari jeruk
sambal. Sayang gak ada calok (makanan khas kalbar). Kalau tidak pasti rasanya
lebih enak.
Akhirnya waktu berbuka tiba, saya berbuka dengan puding
buatan bunda, dan juga buah semangka. Ketika menyiapkan acara berbuka pada hari
kedua ini, saya merasakan nuansa Ramadhan. Saat-saat paling membahagiakan..
ketika memasak, menyiapkan santapan untuk berbuka bersama bunda dan adik-adik
saya. Dan berbuka bersama.. walaupun kali ini berbuka sendirian tanpa ditemani,
tapi ruh Ramadhan rasanya hadir.
Heemmm…. Benar-benar merindukan Ramadhan..
Ya Allah sampaikanlah kami pada Bulan Ramadhan…
Berkahilah aktifitas kami
Amiiin
Ade 4 kali 'kebetulan' dalam cerita ini hehehehe..
BalasHapusheheheee...
BalasHapusya kebetulah thekupu menemukan 4 kebetulan di tulisan ini.
^_^