"Islamic Quotes"

Senin, April 18, 2011

~Cerita tentang Buka Puasa~


Hari ini adalah hari kedua shaum yaumil bith (shaum tengah bulan). Hari pertama shaum saya berbuka dengan cara berbeda. Sambil menunggu adzhan maghrib di Muhtadin dan juga menunggu beberapa teman saya mencoba meresapi kembali nuansa dakwah di Muhtadin ini. Dari rapat organisasi, terus kajian-kajian bahkan persiapan aksi juga disini. Ingat dulu waktu masih semester awal, saya ngekos dan sering berbuka di Muhtadin ini ketika bulan Ramadhan. Serasa balik ke masa lalu. Memang masa lalu indah untuk dikenang. Bahkan kisah sedih, marah, kecewa, semangat, sabar dan segalanya terasa indah untuk dikenang dan menjadikan kita merasa terharu. Pada hari pertama shaum yaumil bith di bulan ini saya berbuka di Muhtadin karena saya dan teman-teman rencananya mau memenuhi undangan dari seorang senior. Kebetulan selesai acara walimahannya jam 20.00 jadi kami memutuskan pergi kesana ba’da maghrib. Wah,,, seru juga. Sudah lama gak keluar malam dan sudah lama juga gak ngebut. Sayangnya deru gak dibawa, jadi gak bisa berbagi rasa. ^_^


Hari ini hari kedua puasa yaumil bith. Alhamdulillah, hari ini saya libur. Akhirnya Allah memberikan saya nikmat untuk tidak pergi ke Sekolah, tapi untuk dirumah. Memang sudah lama saya meminta suasana seperti ini. Berada di rumah. Hari ini, bunda mengajak ke pasar, kebetulan ada beberapa barang yang akan dibeli. Sambil menunggu bunda, dan kebetulan adzhan, saya pergi sholat di Masjid dekat Harum Manis. Jadi ingat, dulu waktu Ramadhan di bagian 10 terakhir pernah mengadakan agenda I’tiqaf akhwat disini. Dan memang agak sering sholat disini, jika pergi ke pasar. Kebetulan masjid ini menyediakan tempat wudhu terpisah untuk para wanita. Tapi tempatnya kecil banget. Karena khawatir akhirnya saya kunci pintu tersebut. Biasanya jika ada perempuan lain yang akan sholat dia akan mengetuk pintu. Ketika sedang mengambil wudhu, saya mendengar seorang wanita marah-marah. Dari suaranya saya rasa wanita ini adalah wanita tua dan berbadan besar. Dia memarahi penjaga masjid ini karena mengunci pintu wudhu wanita. Saya kaget, akhirnya saya buka pintu tersebut, hanya karena belum berpakaian lengkap saya tidak berani keluar. Akhirnya penjaga masjid yang merupakan seorang pemuda itu berbalik marah karena dikasari, dimarahi oleh ibu tersebut. Dan apa yang terjadi si pemuda menuju tempat wudhu wanita dan membukanya. Dan bisa dibuka, lalu di balik marah kepada ibu tersebut. Dan ibu tersebut ternyata lebih marah lagi. Kalimat makian yang tak pantas keluar, bahkan dia mengatai pemuda tersebut hanya penjaga masjid dan mencari makan dari masjid ini. Saya yang mendengarnya merasa kasihan dengan pemuda tersebut, begitu juga para jama’ah yang lain.

Ketika saya bertemu muka dengan wanita tersebut, ternyata tepat dengan gambaran saya, hanya saja agak lebih muda dari yang saya bayangkan. Dan kagetnya saya dia memakai seragam dinas. Hufffffffff… saya menghela nafas. Merasa bersalah juga kepada sang pemuda karena sayalah penyebab dia dimarahi.

Lalu saya kembali menjemput bunda dan pulang ke rumah. Nah di hari kedua ini begitu banyak cerita. Dari FB dan dunia nyata. Yang kalau saya ambil hikmahnya: kadang kita suka berucap tanpa berfikir, menjadikan emosi menguasai diri kita. Dan tidak ada seorang manusiapun yang suka dikasari, bahkan preman, penjahat ataupun orang-orang yang suka berkata kasar. Karena pada hakekatnya manusia menyukai kelembutan, karena itu adalah fitrah manusiawi.

Benar-benar berada di rumah waktu berbuka baru kali ini lagi saya rasakan. Bahagia…^_^
Bunda memasakkanku puding. Dan saya memasak sayur kangkung. Sayur kangkung tumis memang salah satu favorite saya. Dan ayahku menangkapkanku beberapa ekor ikan yang ada di kolam belakang rumah. Ya, kami memang orang-orang yang sederhana dan menyukai kesederhanaan. Ayah menangkapkan ikan lele dan sepat shiam untukku. Saya lalu menggorengnya. Dan sekaligus membuat sambal dari jeruk sambal. Sayang gak ada calok (makanan khas kalbar). Kalau tidak pasti rasanya lebih enak.

Akhirnya waktu berbuka tiba, saya berbuka dengan puding buatan bunda, dan juga buah semangka. Ketika menyiapkan acara berbuka pada hari kedua ini, saya merasakan nuansa Ramadhan. Saat-saat paling membahagiakan.. ketika memasak, menyiapkan santapan untuk berbuka bersama bunda dan adik-adik saya. Dan berbuka bersama.. walaupun kali ini berbuka sendirian tanpa ditemani, tapi ruh Ramadhan rasanya hadir.

Heemmm…. Benar-benar merindukan Ramadhan..
Ya Allah sampaikanlah kami pada Bulan Ramadhan…
Berkahilah aktifitas kami

Amiiin


2 komentar:

  1. Ade 4 kali 'kebetulan' dalam cerita ini hehehehe..

    BalasHapus
  2. heheheee...
    ya kebetulah thekupu menemukan 4 kebetulan di tulisan ini.
    ^_^

    BalasHapus