PERNIKAHAN BEDA HARAKAH (bagian 1)
Audzubillahiminasyaithanirrazhim...
Bismillahirahmanirahim...
Tema ini sudah lama ingin saya tulis, tapi belum
punya waktu dan kefokusan untuk menuliskannya. Tulisan tentang tema ini semakin
ingin saya buat ketika beberapa minggu yang lalu ketika saya beri’tiqaf di
Masjid Mujahidin, sebuah masjid besar di Kota saya, ada seorang akhwat meminta
waktu kepada saya untuk berdialog atau curhat. Ada persoalan yang ingin dia
kupas bersama saya. Kenapa saya? Itu pertanyaan di benak saya. Kata dia, bagi
dia saya adalah Murabbi kedua baginya.
“o.. begitu”, ujar saya. Dan langsung saya tembak, “anti
dilamar ya?”