Hari ini sabtu tanggal 4 Juni 2011 merupakan hari
memalukan bagi saya. Hari ini hujan turun dengan lebat sekali dari siang sampe
sore menjelang maghrib. Karena hujan... saya putuskan untuk mengistirahatkan
tubuh saya sambil buka Facebook. Saya suka hujan, cukup banyak alasan yang bisa
saya paparkan kenapa saya menyukai hujan salah satunya karena hujan itu penuh
dengan rahmat Allah. Karena dengan hujan bumi yang tadinya mati bisa hidup
kembali. Suasana kesegaran selalu muncul setelah hujan datang.. segar dan
tenang...
dan sayapun teringat dengan perjalanan saya ke Jojga lebih tepatnya
ke Gunung Merapi yang hampir lagi gagal karena hujan. Tapi karena saya sudah
membulatkan tekad, dan memohon kepada Allah, agar saya diberikan kesempatan
untuk bertemu dengan Merapi, akhirnya, Alhamdulillah bertemu juga dengan Merapi.. dan
uniknya perjalanan naik kesana tidak ada hujan yang jatuh ke bumi. Kecuali pada saat
pulang dari gunung merapi saja. Dan karena teringat akan hal itulah saya
menulis status tentang hujan dan merapi.... memang sebuah kisah unik, sulit
untuk dilupakan, apalagi ketika harus racing kecil-kecilan (heheee...) soalnya
saya mesti melewati kali yang sudah tidak ada airnya akibat letusan gunug merapi.. ya tahu sendiri kan kalo kali
itu biasanya agak dalam di bagian tengah... sebenarnya niatnya mau minta bantuan
sama teman ikhwan yang menemai, tapi karena ikhwannya hanya ada dua orang dan motornya ada
tiga, sementara teman akhwat saya yang satu sudah minta tolong duluan sama ikhwan itu,
dan saya fikir kasihan si ikhwan mesti bolak-balik menaikkan motornya, dan juga
tidak efektif, karena kami berangkatnya sudah jam 16.oo lewat. Jadi akhirnya
saya putuskan untuk mengendarai kuda besi itu. Sayangnya gak ada “deru” disini... kalo
ada deru saya sih merasa enjoy aja, soalnya sudah mengenal “deru” dan
kemampuannya. Kalo kuda besi yang ini saya masih baru berkenalan dan
membiasakan diri dengannya... heheeee.. jadi rada was was juga, apalagi lihat medannya. tapi saya bertawakal kepada Allah saja waktu itu...
Lah!! Kok jadi
cerita tentang hujan dan Gunung Merapi yaak... ^_^ (hehehee)
Yaudah kita
lanjut yuuuk... terus tak lama kemudian sebuah sms masuk isinya mengabarkan
bahwa suami teman saya kuliah meninggal dunia. Seorang aktifis dakwah di
Pontianak Timur. Saya masih tidak percaya dengan berita ini, saya tanya balik ke si pengirim sms
yang notabene kakak tingkat saya waktu kuliah dulu, saya tanya apa penyebabnya. Dan kata
senior saya penyebabnya adalah karena jatuh, dan tidak jelas juga. Saya masih
belum berani menyebarkan. Dan ketika ada sms satu lagi masuk dari saudara
perjuangan saya di Pontianak Timur baru saya berani mengirimkan sms itu ke
teman-teman saya dan juga mengabarkan lewat FB..
Huffff...
Maut!!
siapa yang bisa menebak hadirnya.
Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari yang pasti datang itu...
siapa yang bisa menebak hadirnya.
Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari yang pasti datang itu...
Sebenarnya hari
ini saya punya jadwal les bahasa arab, dan karena teman saya yang baru pulang
ke Pontianak, mau sekalian ikut jadi saya siap-siap untuk berangkat les bahasa
arab dan menjemput dia di masjid Mujahidin.
Tak lama kemudian... teman saya nelpon menanyakan kepastian agenda les nya. Hujan pada saat itu begitu lebat. Dan saya katakan padanya bahwa suami teman kami meninggal, dan dia terkejut, dia langsung berujar, “Yaudah jam berapapun anti ke rumah saya, saya tunggu, nanti kita takziah sama-sama”.
Tak lama kemudian... teman saya nelpon menanyakan kepastian agenda les nya. Hujan pada saat itu begitu lebat. Dan saya katakan padanya bahwa suami teman kami meninggal, dan dia terkejut, dia langsung berujar, “Yaudah jam berapapun anti ke rumah saya, saya tunggu, nanti kita takziah sama-sama”.
Ditengah hujan
lebat saya meminta izin sama orang tua
untuk berangkat. Sampailah saya di rumah teman saya, dan akhirnya diputuskan
untuk pergi takziah setelah sholat maghrib.
Tiba-tiba sms
masuk mengabarkan bahwa agenda mabit
yang sedianya akan dilaksanakan ba’da isya, di awalkan jadi ba’da maghrib. Sayapun
diam sejenak,,, akhirnya saya putuskan untuk minta izin datang telat ke agenda
mabit para penghafal qur’an. Ba’da maghrib saya pergi takziah bersama teman dan
kakak teman saya dan satu lagi adik asuh teman saya. Sampailah kami disana...
Kondisi teman
saya, walaupun sedih tapi tetap terkontrol. Kami mencoba mencari tahu
penyebabnya. Kami kira penyebabnya adalah sakit atau terpeleset. Ternyata tidak
seperti itu. Ternyata... dia menemukan suaminya sudah dalam kondisi terbaring
di tempat wudhu. pada saat menemukan suaminya teman saya kondisinya sedang demam, dan sedang
menggendong anaknya.
Ya Rabbi,,, saya
membayangkan jika saya berada posisi teman saya, bisakah saya sesabar dirinya. Subhanallah...
benar-benar ujian keimanan.
Agak lama kami disitu karena teman saya ini belum makan, dan belum ada makanan yang bisa dimakan, akhirnya teman saya dan kakaknya berinisiatif untuk membelikan makanan... subhanallah... indahnya ukhuwah... teman saya yang sedang ditimpa musibah berujar ketika saya temani dia makan, "Ukhti... tolong doakan suami saya ya... tolong sholatkan jenazahnya besok dan antarkan ke tempat peristirahatan yang terakhir, kemudian tolong doakan kami sekeluarga juga.
saya terharuu... subhanallah begitu tegarnya..
ya begitulah TARBIYAH mengajarkan kami.
Agak lama kami disitu karena teman saya ini belum makan, dan belum ada makanan yang bisa dimakan, akhirnya teman saya dan kakaknya berinisiatif untuk membelikan makanan... subhanallah... indahnya ukhuwah... teman saya yang sedang ditimpa musibah berujar ketika saya temani dia makan, "Ukhti... tolong doakan suami saya ya... tolong sholatkan jenazahnya besok dan antarkan ke tempat peristirahatan yang terakhir, kemudian tolong doakan kami sekeluarga juga.
saya terharuu... subhanallah begitu tegarnya..
ya begitulah TARBIYAH mengajarkan kami.
setelah selesai membaca yasin, dan
memastikan teman saya yang dilanda musibah ini makan. kami pun pamit pulang. Waktu itu saya melihat jam sudah menunjukkan angka 20.30... perut saya
sudah berbunyi karena tadi sebelum berangkat kelupaan makan duluan. Ditambah lagi
lupa membawa jaket... benar-benar sempurna sakit perutnya...
Setelah sampai di
rumah teman saya, saya pun cepat-cepat saya melarikan motor saya ke PANAMA
BAKSO, warung bakso favorite saya, selain karena pemiliknya ikhwah juga... dan
dengan tergesa-gesa saya menyantap makanan, karena saya belum tahu alamat
tempat mabit, baru pertama kali ini ke sana.dan saya takut kemalaman dan tidak ketemu alamatnya. sambil makan saya baca lagi alamatnya... tidak begitu jauh dari warung bakso ini tempatnya. Selesai makan... cepat-cepat saya
berlari bersama "deru" menuju rumah tempat mabit para penghafal qur'an. Alhamdulillah ketemu juga...
Sampai disana,
ternyata sudah mulai agenda “setoran hafalan”...
huhuhuhuuuu
Nah!! saya mesti
jelaskan bahwa saya baru tahu tentang komunitas penghafal qur’an ini. Yang dipandu
seorang umahat yang hafidz (hafal qur’an 30 juz). Dan ini adalah pertemuan
pertama saya. Kondisi perut saya masih mulas.... dan semakin mulas ketika
diminta untuk menyetor hafalan... ^_^
Waduuuh... kacau
fikir saya, karena sudah lama saya tidak muraja’ah hafalan, apalagi hari ini
saya baru mandi wajib, jadi sudah hampir seminggu saya tidak mengakrabi Al-qur’an.
Ya, akhirnya saya meminta waktu untuk menghafal. Alhamdulillah diizinkan...
sakit perut saya masih belum juga berhenti...
Sambil berusaha
untuk muraja’ah sendiri, saya bertanya sama teman saya, apa-apa aja aturan
dalam komunitas ini.... mendengar aturannya perut saya makin mulas, tapi
Alhamdulillah... dapat mematik semangat saya...
mau tahu gak apa aturannya???
mau tahu gak apa aturannya???
Heeem... iya..
iya,,, saya dengar, anda bilang mau kan.. baiklah akan saya jabarkan. Aturannya
gak banyak, hanya terdiri dari 5 hal
saja
1. Tilawah 3 juz Al-qur’an per
hari
2. Setoran hafalan 3 lembar
perminggu. Disetor setiap hari jum’at
3. Muraja’ah hafalan ½ juz
perminggu. Disetor setiap hari jum’at
4. Terus hadir setiap jum’at
dari jam 11.30 – 14.30
5. Hari ahad jam 10.00 – 12.00
mesti datang ke Mujahidin, karena ada agenda menghafal dan menyetor juga...
Nah... pahamkan
kenapa saya semakin sakit perut dan bercampur semangat. Karena saya merasa ini
sebagai sebuah tantangan. Ya, saya akui di aturan ini akan membuat saya semakin
mengakrabi Al-qur’an.
Kemudian saya
diberitahu bahwa malam ini, akan dilaksanakan sholat tahajud bareng, dan di
mulai jam 01.00 malam. Imamnya adalah kami semua, bergiliran, dan akan dibagi
surah yang akan dibaca oleh masing-masing peserta yang hadir. Karena sholat Tahajud
membaca 2 juz Al-qur’an.. juz 29 dan 30 maka saya dapat tugas menjadi imam pertama
kali. Membaca surah Al Mulk – Al haqqah. Akhirnya... sambil menahan perut saya
yang masih belum berkurang sakitnya, saya berusaha memuraja’ah hafalan saya. Dan
ketika saya coba Alhamdulillah bisa...
Lalu tiba saatnya
untuk menjadi imam...
Teneneng.....
tenenenenenggggg....
Alhamdulillah
pada saat menjadi imam, perut saya sudah sembuh dari sakit. Mulailah saya
dengan bacaan saya. Surah Al-Mulk bisa saya selesaikan. Masuk ke surah Al-Qalam,
hafalan saya mulai kacau. Harus saya akui, di antara juz 29, surah Al-Qalam
adalah surah yang agak sulit saya hafalkan. Entah kenapa!!!. Dan lihat apa yang
terjadi... saya terbolak-balik membacanya. Kondisi ngantuk saya pun hilang
karena mencoba mengingat kembali surah itu. Keringat mulai bercucuran, karena
bahan mukena yang panas, ditambah tidak ada ventilasi udara. Setelah beberapa
kali terbolak-balik saya hentikan bacaan saya dan mulai rukuk dilanjutkan
sujud. Pada saat itu saya sudah lupa tentang ayat terakhir yang saya baca.
Ketika saya
berdiri lagi, dan mulai membaca surah, tiba-tiba saja saya membaca pertengahan
surah Al-Mulk.. teman saya yang jadi makmum mengingatkan. Dan langsung saya
ulang lagi surah Al-Qalam dan hasiiiilnnya... jangan terkejut... yaaaap benar..
masih terbolak-balik... saya beristigfar dalam hati, ada rasa malu di dada
kepada Allah. Ya Allah ampunkan hamba, ternyata sudah hilang salah satu surah dari
surat cinta-Mu kepada kami dalam dadaku. Tolong kembalikan ya Allah...
Akhirnya saya
hentikan bacaan saya dan mulai rukuk dan sujud serta salam. Dan saya minta
digantikan sama teman saya yang dapat tugas membaca surah Al-Ma’arij.
Pada hari ini,
saya benar-benar merasa malu kepada Allah. Bagi saya ini adalah hari paling
memalukan. Saat berhadapan dengan-Nya saya lupa akan salah satu surat
cinta-Nya...
Dari rasa malu
ini azzam saya semakin mantab untuk benar-benar menghafal dan melaksanakan
aturan untuk para penghafal qur’an di komunitas ini...
Do’akan saya ya
teman...
@Mbak Aam house
Tidak ada komentar:
Posting Komentar