"Islamic Quotes"

Kamis, Juni 30, 2011

SYARAT TERCAPAINYA KARYA-KARYA BESAR


By. KH. Hilmi Aminudin

Mencapai sasaran sebuah pekerjaan adalah bukan kemudian untuk berhenti dan terlena menikmatinya, tetapi sebagaimana Allah firmankan,
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)” (Qs. 94:7)


Jika kamu telah menyelesaikan suatu pekerjaan, maka mulailah dengan kerja baru; mulailah dengan karya baru; mulailah dengan pelayanan baru; mulailah dengan sumbangsih baru bagi masyarakat dan bangsa.

Ada suatu hal yang harus diperhatkan yang disebutkan oleh Allah dalam Qur’an surah Al-insyirah, yang melatarbelakangi sukesnya sebuah kerja adalah sebagaimana yang diungkapkan dalam firman-Nya,
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?” (Qs 94:1)

 Yang pertama adalah kelapangan dada atau keterbukaan hati. Saat ini kita sedang musyarakah, sedang berpartisipasi, musyarakah al bana’ah, partisipasi positif dan konstruktif; kita tidak mungkin berpartisipasi kalau tidak punya lapang dada. Karena kita akan bergaul bersama-sama, bekerjasama, bergotong royong, ta’awun, dengan seluruh masyarakat bahkan seluruh bangsa Indonesia yang mempunyai aneka ragam latar belakang keagamaan, ideologi, kepentingan, ras, bahasa, adat istiadat. Kalau kita tidak mendapatkan nikmat insyirathus shadr, kelapangan dada, kita tidak mungkin berhasil dalam berpartisipasi, bekerjasama, dan berta’awun.

Oleh karenanya, upaya untuk terus menerus, memohonkan kepada Allah agar diberi kelapangan dada dalam berpartisipasi, kebersamaan, dan kerjasama membangun bangsa dan negara, modal kita memulai adalah insyiratul shadr. Sehingga kita tidak akan berebut untuk memenuhi keinginan sendiri,  golongan, dan partai; tapi bagaimana kita berkhidmah kepada bangsa dan negara ini. Dengan insyiratush shadr kita
bisa kerjasama, bersinergi, bisa selalu menemukan titik temu dalam setiap perundingan, pembicaraan, diskusi dan musyawarah.
“dan kami pun telah menurunkan bebanmu darimu. Yang memberatkan punggungmu.” (Qs 94:2-3)

Kedua, yaitu meringankan beban kita. Beban ekonomi rumah tangga yang belum teratasi, beban rencana nikah yang belum terealisir, beban kuliah yang tak kunjung usai, dan beban mencari kerja yang tak kunjung diperoleh. Semua beban itu ada pada kita, tapi Allah sudah meringankannya. Tidak lagi terasa menghimpit dan membebani kita, sehingga kita tidak berdiam dari berdakwah ilallah. Alhamdulillah beban itu ada tetapi terasa ringan. Dan sudah barang tentu yang bisa memberikan seperti itu hanya Allah swt.

Ketiga, agar kita bisa berhasil meraih sukses adalah,
“Dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu”. Qs 94:4

Bahwasanya Allah telah angkat citra kita. Jadi citra yang baik adalah modal untuk meraih sukses dakwah kita. Karena dengan citra yang baik lingkungan kita tidak curiga kepada kita, lingkungan kita menyambut kehadiran kita bahkan lingkungan kita menikmati kehadiran kita. Karena citra kita baik, citra kita bukan citra koruptor, citra kita bukan citra KKN, citra kita bukan citra zalim, bukan citra provokator, bukan citra teroris, tapi citra kita adalah da’I ilallah, du’at ilallah, sebagai juru dakwah yang memanggil semua menuju jalan Allah. Sudah tentu bukan dengan ucapan, tapi dengan teladan dan langkah-langkah positif yang konstruktif, yang terasa manfaatnya bagi bangsa dan negara.

Sekali lagi, jaga citra itu. Sudah tentu menjaga citra bukan dengan kampanye citra, ucapan-ucapan mengiklankan diri paling bersih, bukan! Tapi dengan perilaku sebenarnya. Bahwa kita tidak ingin kepada hal-hal yang menimbulkan kerusakan di masyarakat apa pun bentuknya. Jangankan haram, yang syubhat itu harus kita jauhi, agar citra kita terjaga. Tidak perlu dipromosikan, lakukan saja, kerjakan saja dalam keseharian kita dengan menjaga diri dari kekalutan, kemafsadahan, yang merugikan orang lain. Insya Allah citra itu terpelihara, pertama-tama Allah selalu percaya kepada kita, kemudian Allah akan menggerakkan hati orang lain untuk percaya kepada kita.

Keempat,
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Qs 94: 5-6)

Selalu mempunyai pandangan positif, ijabiyaturru’yah. Kita tidak mungkin sukses, tidak mungkin melahirkan karya-karya besar, yang akan kita berikan kepada bangsa dan negara, kalau kita tidak berpandangan positif. Sesungguhnya beserta kesulitan, sekali lagi, beserta kesulitan ada kemudahan.

Ini refleksinya sangat luas. Termasuk kalau kita melihat orang galak, kita tahu ada keramahan di balik itu. Ijabiyaturru’yah ini penting, supaya kita bisa bergaul dengan semua orang. Jangan su’udzhon, belum apa-apa sudah bilang galak. Tidak demikian, masih ada sisa-sisa yang bisa kita gali, yang kemudian bisa kita kerjasama. Sebagaimana disebut oleh Al-qur’an, kalimatus sawa bainana wa bainakum.

Dengan ijabiyaturruhu’yah, pandangan positif, kita selalu menemukan titik temu dengan golongan manapun, partai manapun, ras manapun, bangsa manapun, aliran manapun. Insya Allah dengan pandangan positif, akan melahirkan perilaku positif yang menyenangkan semua orang. Hingga semua orang akan bisa diajak duduk dengan kita, untuk merundingkan apa-apa yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Qs 94: 5-6)

Sampai dibaca dua kali. Artinya disetiap kesulitan benar-benar ada kemudahan. Tidak boleh sedikitpun kita ragu, kalau kita berhasil menggali setiap potensi positif dari kondisi apa pun, dari situasi apa pun, dan sikap apa pun. Insya Allah karya-karya besar akan lahir dari kader-kader dakwah.

Karya tersebut bisa dimanfaatkan oleh bangsa dan negara ini. Sehingga kita bisa menyelesaikan tugas kita,
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)” (Qs. 94:7)

Dan kita tidak boleh berpuas diri, apalagi terlena dengan sukses-sukses itu. Tapi harus cepat kita susul dengan karya baru.

*Al-intima’/ Rajab 1432H/No 017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar